Wisata Perubahan Iklim Tirta Rona Rujukan Mahasiswa ITN Praktik Lapangan

ITN Malang dan Pengelola Tirta Rona resmi menjalin kerjasama. [m taufik]

Kota Malang, Bhirawa
Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dan Yayasan Tirta Rono Indah Malang, Tugu Wisata Peduli Perubahan Iklim Tirta Rona Tlogomas menyambung sinergitas. Di tempat ini mahasiswa ITN melakukan praktek lapangan.
Ketua Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional (P2PUTN) Malang, Ir Kartiko Ardi Widodo, MT bersama pengagas taman Tirta Rona, Drs Agus Gunarto EP MM, secara resmi membuka kawasan ini sebagai tempat wisata perubahan iklim.
Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) serta Teknik Lingkungan Kampus Biru tersebut yang paling sering melakukan praktek laboratorium lapangan. Kartiko Ardi Widodo, Akhir Pekan kemarin mengutarakan, edukasi lingkungan berbasis masyarakat tersedia di sini. Sehingga, bisa memunculkan kepedulian terhadap perubahan iklim.
Lebih jauh, Kartikko menjelaskan, Tirta Rona menjadi wisata edukasi soal lingkungan. Sebab di tempat ini, tertanam pohon yang cocok untuk serapan air tanah. Ada pula, biopori three in one. Harapannya, Tirta Rona menjadi wisata edukasi perubahan iklim.
Selain itu, lanjut Kartiko, Tirta Rona juga memiliki komposter dan MCK terpadu. Tirta Rona sangat penting untuk membangkitkan awareness masyarakat. Sehingga tak berlebihan jika apresiasi ditujukan kepada Drs Agus Gunarto EP MM. Ketua Yayasan Tirta Rona Indah Malang yang telah menggagas limpahan air tanah menjadi Edukasi lingkungan berbasis masyarakat yang banyak dikunjungi peneliti dari luar Negeri.
“Karena, banyak sekali peneliti luar negeri datang ke sini. Masa kita yang bangsa sendiri tidak memberikan apresiasi,” ujar Kartiko dengan nada tanya.
Menurut Kartiko, Tirta Rona cocok untuk pembelajaran bagi generasi muda, terutama, anak-anak sekolah dan perguruan tinggi di bidangnya. Sebab, edukasi lingkungan berbasis masyarakat tersedia di sini. Sehingga, bisa memunculkan kepedulian terhadap perubahan iklim, serta, berdampak positif bagi masa depan lingkungan Kota Malang.
“Ke depan kami mendorong pembuatan pembangkit listrik Pikohidro. Sehingga, wisata ini memakai energi bersumber dari tenaga air,” tambah Kartika.
Sementara itu, Drs Agus Gunarto EP MM Ketua Yayasan Tirta Rona Indah Malang menyampaikan, Tirta Rona lahir dari swadaya masyarakat. Dia sendiri sudah merintis Tirta Rona sejak 1986.
“Dulu, warga sini sering kena penyakit. Karena, sampah dan BAB di sungai. Sehingga, kami dorong edukasi,” ujar penerima Kalpataru ketegori pengabdi lingkungan yang diterimanya tahun 1997 lalu.
Awalnya, tentu saja banyak warga masyarakat yang mencemooh Agus. Tetapi, dia tetap konsisten dan berasil merubah mindset masyarakat untuk mencintai lingkungan dan merubah perilaku jauh dari sehat.Terakhir Agus juga mendaftarkan paten biopori three in one. Tentunya, pendaftaran paten ini mendapat support dari ITN Malang.
Bidang kerjasama yang disinergikan antara ITN Malang dan Yayasan Tirta Rona Indah ialah bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan perencanaan pembangunan daerah. Agus optimis dengan kerjasama ini apa yang didirikan selama ini untuk kemaslahatan masyarakat bisa semakin berkembang.
“Saya ingin apa yang saya dirikan untuk kemaslahatan bisa berkembang. Karena di Perguruan Tinggi ilmu akan terus berkembang, sehingga kegiatan di Tirta Rona bisa langgeng. Bagaimanapun tidak semua orang bisa menangani pengolahan IPAL, aroma yang dihasilkan tiap tempat pembuatan berbeda,” ungkapnya.
Menurut Agus, sebagai laboratorium bagi mahasiswa, banyak yang bisa dilakukan di Tirta Rono. Misalnya bagaimana cara pengolahan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau Waste Water Treatment Plant, biopori dan masih banyak lagi.
Peresmian Tugu Wisata Peduli Perubahan Iklim Tirta Rona Tlogomas ini juga dihadiri WR II (Ir Gaguk Sukowiyono MT), Kaprodi PWK (Dr Agung Witjaksono ST MT), serta Kaprodi Teknik Lingkungan (Sudiro ST MT). [mut]

Tags: