Wisata Sidoarjo Harus Bangkit Seperti Gunung Kidul

Siti Isnaeni Dekoningrum

Siti Isnaeni Dekoningrum

Sidoarjo, Bhirawa
Potensi wisata di Kab Sidoarjo yang selama ini kesannya adem ayem, harus mulai bangkit dan berkembang, seperti yang dilakukan di Kab Gunung Kidul, Yogjakarta. Karena hanya dalam kurun waktu tiga tahunan saja, kini bidang kepariwisataan di daerah yang terkenal dengan julukan daerah yang tanahnya tandus itu, sudah bisa menjadi andalan  dari sejumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kabupaten itu.
Dari sejumlah wisata alam yang dikelolah, sempat ditarget PAD Rp12 miliar, namun mampu terealisasi sebesar Rp15 miliar. Pada tahun depan, sektor ini akan ditarget Rp15 miliar, diharap akan bisa terealisasi lebih besar lagi. Hal ini disampaikan Sekretaris Dinas Kebudayana dan Pariwisata Kab Gunung Kidul, Siti Isnaeni Dekoningrum, dihadapan para wartawan Pokja Kab Sidoarjo yang studi banding di Yogyakarta.
Menurut Siti Isnaeni, di daerahnya jenis wisatanya terdiri dari wisata alam, wisata religi dan wisata minat khusus. Wisata di Kab Gunung Kidul, dulunya hanya wisata pantai saja, kini semakin berkembang diantaranya ada wisata gua, pegunungan dan permainan di laut,  juga mengembangkan wisata kuliner.
”Untuk panjang pantai di daerah Gunung Kidul sampai 72 KM,  dan panoramanya lebih indah dari pantai yang ada di Bali. Masyarakat luas bisa membuktikannya sendiri. Di Gunung Kidul juga ada gua yang telah menjadi situs internasional, setelah dari penelitian ahli geologi. Kini kedatangan wisata menjadi target kami, tak hanya wisatawan dalam negeri saja, tapi juga wisatawan manca negara,” terang Isnaeni.
Dunia pariwisata di Gunung Kidul, lanjut Isnaeni, kini mempunyai peranan startegis. Karena tak hanya memberikan kontribusi PAD, tapi juga penting dan mampu untuk menopang kelangsungan ekonomi masyarakat di sekitar tempat wisata. Sehingga masyarakat sekitar wisata benar-benar menikmati hasilnya. Misalnya, wisata alam di gua pindul. Masyarakat sekitar bisa menjadi pemandu wisata dengan mematok biaya Rp35 ribu. Sedangkan Pemkab Gunung Kidul mendapatkan penghasilan dari retribusi masuk wisata sebesar Rp10 ribu.
Dari semua perkembangan wisata di Kab Gunung Kidul, diakui Isnaeni, untuk mengembangkannya tak bisa lepas dari kerja samanya untuk menggandeng peranan media massa dalam ikut mempromosikannya. ”Sebab tanpa melibatkan media massa, promosi wisata tak akan bisa menjadi populer,” sebutnya.
Selain itu, mereka juga memanfaatkan keberadaan website dan media sosial lannya seperti lewat facebook dan twitter. Sebab pernah ada tawaran dari salah satu media televisi untuk meliput mempromosikan salah satu wisata alam yang ada.
Sedangkan saran untuk kemajuan wisata di Kab Sidoarjo, menurut pejabat eselon III ini, Kab Sidoarjo juga harus mempunyai inovasi dan kreativitas dalam mengelolah dunia pariwisatanya. Kondisi Lumpur Lapindo, juga bisa dimanfaatkan sebagai daya tarik dunia wisata di Kota Udang itu. [ali]

Tags: