Wisatawan Hanya 20 Persen, Gunung Bromo Keluarkan Abu Vulkanik Tipis

Bromo keluarkan abu vulkanik tipis.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali, berdampak terhadap jumlah kunjungaan wisata Gunung Bromo. Selama sepekan lebih, jumlah pengunjung sangat sepi. Sejumlah pelaku wisata mengaku omzetnya menurun dari akhir tahun 2020. Hingga saat ini Gunung Bromo mengeluarkan abu vulkanik tipis.

Bahkan, banyak calon pengunjung yang sudah memesan tiket secar online, jip Bromo, dan penginapan membatalkannya. Karena mereka terkendala penerapan PPKM di daerah mereka masing-masing. Meski di Bromo, tidak menerapkannya.

“Jumlah kunjungan wisata Bromo, tampak sepi. Saya dan teman-teman jasa transportasi Bromo juga sangat sepi. Bahkan sering dibatalkan oleh calon pengunjung,” kata salah satu pemilik jasa jip Bromo, Choirul Umam.

Umam menjelaskan, dampak PPKM cukup terasa terhadap jumlah kunjungan wisata di kawasan Bromo. Meski di daerah pemangku wisata Bromo, tidak menerapkannya. Seperti di Kabupaten Probolinggo.

“Padahal, di Bromo tidak ada penerapan PPKM, cukup dengan surat sehat dan tiket online. Karena di daerah luar yang membuat calon pengunjung takut. Karena itu, banyak pengunjung yang membatalkan kunjungannya,” terangnya.

Hal serupa diungkapkan Yoyok, yang juga menyediakan jasa transportasi. Namun ia mengaku memaklumi karena memang ada PPKM di sejumlah daerah. “Rata-rata tamu kami dari luar, jadi kami harus menerima apapun. Tapi kami tetap optimistis dunia wisata, khususnya Bromo, akan kembali ramai dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” ujarnya.

Kepala Seksi Wilayah I TNBTS Sarmin membenarkan, jika jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bromo, memang cukup sepi. Bahkan, kuota 30 persen dari kondisi normal yang ditetapkan tidak pernah terpenuhi. Jumlah kunjungan masih berkisar 20 persen dari kondisi normal. “Memang jumlah pengunjung yang datang sepi. Mungkin karena penerapan PPKM atau masih pandemi Covid-19 ini,” ujarnya

Meski kondisinya aman, Gunung Bromo sempat mengeluarkan abu vulkanik tipis sejak akhir Desember 2020. Namun dipastikan kondisi itu tidak ada hubungannya dengan erupsi Gunung Semeru di Lumajang.

Kepala PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Bromo Wahyu Kusuma menjelaskan, saat ini status Gunung Bromo aman di level waspada. Namun pihaknya tetap memantau untuk mewaspadai semua peningkatan aktivitas.

Sebab, Gunung Bromo sempat mengeluarkan abu vulkanik dengan intensitas tipis. Kondisi itu terjadi sejak akhir Desember dan mereda pada pertengahan Januari 2021.

Selain kondisi itu, menurut Wahyu, sampai saat ini Gunung Bromo tergolong aman dan tidak ada peningkatan aktivitas yang signifikan. “Untuk kegempaan atau tremor relatif kecil berkisar 0,5 mm sampai 1 mm. Tahun lalu sempat terjadi kegempaan tremor sampai 3 mm. Tapi tidak terlalu besar,” terangnya.

Namun pihaknya tetap merekomendasi jarak aman radius 1 kilometer dari kawah. Terutama pada warga dan pengunjung Gunung Bromo. “Gunung Bromo status waspada dan masih aman dikunjungi. Tidak ada pengaruh dari erupsi gunung Semeru dengan aktivitas di Gunung Bromo. Tapi rekomendasi radius jarak aman 1 kilometer,” tambahnya.(Wap)

Tags: