Wisuda Bukan Akhir, Melainkan Awal Sebuah Perjuangan

2- foto wisuda SMK Putra AirlanggaSurabaya, Bhirawa
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru. Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku. Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku. Sebagai prasasti terima kasihku, tuk pengabdianmu. Engkau sebagai pelita dalam kegelapan. Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan. Engkau patriot pahlawan bangsa, Tanpa tanda jasa.
Suasana wisuda yang dikemas secara sederhana, yang bertempat di Kaza Mall Kapas Krampung Surabaya, Sabtu (24/5) berubah menjadi hikmat. Lantunan lagu Indonesia Raya dan Hymne Guru membuat pengajar, peserta wisudawan wisudawati, dan wali murid yang datang terdiam dan menundukkan kepala. Ada juga salah satu dari peserta wisudawan yang tak bisa membendung air matanya.
Tak kalah juga tarian-tarian daerah yang disuguhkan dari siswa-siswi SMK Putra Airlangga Surabaya mulai tari Remo, tari merak, tari mahardika, membuat tamu undangan terhibur. Serta ada suguhan yang tidak kalah menarik, yaitu drama pendek yang dialognya menggunakan bahasa Jepang.
Tak lama kemudian suasana menjadi tenang dan terdiam ketika pembawa acara mengumumkan siswa-siswi dengan nilai terbaik. Siswi dengan nilai terbaik tahun ajaran 2013/2014 itu diraih oleh Dian Novitasari dengan nilai 8,1. Tangisan bahagia ibunya yang tidak menyangka anaknya mendapatkan prestasi di sekolahnya itu membuatnya untuk naik dan berjabat tangan dengan gurunya.
” Terima kasih Bu, sudah membimbing anak kami dengan sabar. Meskipun pembayaran SPP anak kami sering telat bahkan pernah tidak membayar anak kami masih dipersilahkan untuk belajar di sekolah ini,” ucapnya sambil menangis.
Kepala sekolah SMK Putra Airlangga Surabaya, Juli Prijawati mengatakan, kami bangga kepada anak didik kami karena lulus seratus persen. Walaupun rata-rata anak didik kami terlahir dari keluarga yang tergolong tidak mampu, tapi semangat untuk belajarnya sangat tinggi.
” Ada 31 anak didik kami yang diwisuda kali ini, saya berharap anak-anak kami setelah diwisuda bisa bersaing dan berdiri di dunia industri mapupun dunia usaha yang semakin ketat ini,” katanya.
Juli juga memaparkan, sejak tahun berdirinya sekolah tahun 1986 silam,  sekolah ini telah meluluskan 1.100 peserta didik yang mampu bersaing di dunia luar. Dari jumlah mulai dari kelas X-XII ada 175 siswa yang rata-rata juga bekerja karena orang tuanya kurang mampu. Pembayaran sekolah sebulannya 75 ribu, yang 25 ribu merupakan tabungan siswa, dan 50 ribu itu untuk membantu kekurangan yang lainnya.
” Ada juga yang membayar sebulannya 20 ribu, itu saya terima. Tapi saya juga lihat keseriusan anak kami, kalau memang benar-benar tidak bisa membayar tetap saya tampung. Karena saya tahu kemampuan dari masing-masing orang tua anak didik kami,” tambahnya.
Dari total 175 siswa-siswi SMK Putra Airlangga Surabaya, yang menerima Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) 130 siswa, dan sisanya masih belum mendapatkan bantuan itu. ” kita lihat dulu siswa-siswi yang belum mendapatkan Bopda, kalau anak itu masih semangat dalam bersekolah kita akan membantunya. Disini pendaftaran murid baru juga tidak bayar alias gratis, dan tidak ada juga pungutan uang gedung,” tambahnya.
Juli juga menambahkan, bantuan kami prioritas kepada siswa-siswi yang tidak mempunyai orang tua atau yatim piatu. Dan siswa yang berdomisili bukan asli Surabaya, jadi warga musiman yang Kartu Keluarganya (KK) diluar kota.
” Kami akan terus meningkatkan kompetensi dengan sertifikasi guru. Kami masih mempriorotaskan anak yatim piatu semisal keringan biaya bayar sekolah,” paparnya. [geh]

Keterangan Foto : Dian Novitasari didampingi Ibunya saat menerima penghargaan dari kepala sekolah SMK Putra Airlangga Juli Prijawati, karena mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya, Sabtu (24/5). [geh/bhirawa]

Tags: