Wisuda UMM Ke-82 Bertabur Tokoh

Foto Ilustrasi

Foto Ilustrasi

Kota Malang, Bhirawa
Wisuda ke 82 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ke-82, Sabtu (26/11), tergolong istimewa. Karena prosesi yang dilaksanakan di Dome UMM itu, betabur tokoh. Setidaknya ada tiga tokoh bangsa yang hadir dalam wisuda tersebut yaitu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prof Dr Pratikno MSocSc, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Dr Muhadjir Effendy MAP, dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Prof HA Malik Fadjar MSc.
Satu dari tiga tokoh tersebut, hanya Pratikno, yang non keluarga UMM. Dihadapan 1.111 wisudawan, Rektor UMM Fauzan menyematkan jas almamater pada Mensesneg Pratikno sebagai simbol sebagai warga kehormatan UMM,
Pratikno yang didaulat menyampaikan orasi ilmiyahnya berpesan agar para wisudawan nantinya mampu berkontribusi bagi kemajuan bangsa. “Saya merasa terhormat dikukuhkan sebagai warga kehormatan UMM,” kata Pratikno.
Pihaknya berharap, kultur UMM sebagai kampus yang mandiri dapat memotivasi para wisudawan untuk berperan penting di kancah global, salah satunya dengan menjadi entrepreneur. “Saya prihatin dengan peringkat kewirausahaan kita yang rendah. Berdasarkan Global Entrepreneurship and Development Index (GEDI) 2016, kita berada diperingkat 90 dunia, bahkan lebih rendah dari enam negara ASEAN,” tuturnya.
Meski prihatin dengan peringkat kewirausahaan Indonesia, Praktikno mengingatkan pentingnya rasa bangga sebagai bangsa pada Indonesia, karena dalam konteks kemajemukan, bangsa ini telah sangat siap menghadapi dunia yang kian mengglobal.
Praktikno mencontohkan konflik di Timur Tengah, sekalipun mereka satu agama, satu etnis, satu bahasa, tapi tetap tak mudah membangun kebersatuan dan perdamaian. Akibatnya, lanjut Pratikno, terjadi eksodus pengungsi yang luar biasa ke daratan Eropa.
“Eropa yang semula merasa tenang dan damai, segala kebutuhan hidupnya telah tercukupi, ternyata mulai gelisah dengan efek terorisme yang ditandai serangan bom di Paris dan Brussels,” terangnya.
Apa yang terjadi di Eropa, menurut Pratikno, menunjukkan kegagapan mereka terhadap kemajemukan suku, agama, ras, dan bahasa. “Di saat Eropa masih gagap dengan kemajemukan, Indonesia telah lama menampilkan ciri kebinekaan yang tenteram dan damai. Ketika nanti dunia kian mengglobal, Indonesia akan menjadi rujukan dunia dalam membangun masyarakat penuh harmoni. Termasuk, Islam Indonesia akan menjadi contoh dunia, sebagai Islam yang menghadirkan kedamaian,”paparnya.
Sementara itu, Mendikbud Muhadjir yang berpidato mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan, kelebihan UMM adalah kultur kemandirian yang dimilikinya. “Sejak kelahirannya, UMM selalu bisa menentukan masa depannya tanpa ketergantungan pada negara. Kultur inilah yang perlu dimiliki lulusan UMM,” kata Muhadjir.
Muhadjir lantas mengutip pepatah Arab yang bermakna, apa yang terjadi hari ini adalah mimpi hari kemarin. “Untuk itu, tugas saudara adalah membangun impian untuk masa depan. Persembahkanlah impian Anda untuk kepentingan bangsa yang kita cintai ini.”
Sedangkan Malik Fadjar juga turut memberi nasehat agar lulusan UMM mengingat petuah pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, yaitu pertama, jadilah ulama atau orang-orang berilmu yang bermanfaat bagi masyarakat. Kedua, jangan berhenti mengikuti kemajuan dan perkembangan zaman. “Dan yang terpenting, jangan merasa lelah mengabdi pada bangsamu,” pesan Malik. [mut]

Rate this article!
Tags: