WTN Harus Menginspirasi Solusi Permasalahan di Kota Probolinggo

Fasilitasi Forkopimda dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Kota Probolingggo, Bhirawa
Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin melalui Penjabat Sekretaris Daerah, Achmad Sudiyanto berharap, piala Wahana Tata Nugraha (WTN) mampu menginspirasi. Khususnya bagi mereka yang saat ini terlibat dalam permasalahan transportasi konvensional dan online. Hal ini disampaikan Sudi saat membuka acara fasilitasi Forkopimda dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat, di Puri Manggala Bhakti.
“Dengan diraihnya WTN ini, saya harap akan menginspirasi untuk mencari solusi terkait perselisihan pelaku transportasi konvensional dengan transportasi online. Saat ini masih berpotensi terjadinya bentrokan. Dinas perhubungan bersama instansi terkait telah berupaya maksimal untuk mencari jalan terbaik, agar kedua moda transportasi tersebut tidak terus menerus berselisih, yang ujung-ujungnya merugikan masyarakat,” harap Wali Kota Hadi Kamis 19/9.
Selain membahas WTN, acara yang dihadiri Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Probolinggo Kota, Komisaris Polisi Imam Fauzi dan Perwira Penghubung (Pabung) Kodim 0820, Mayor Inf Puguh Jatmiko itu juga membahas berbagai isu. Antara lain isu rasial terkait Papua, pembangunan beberapa proyek besar seperti Pasar Baru, Pasar Kronong, juga renovasi alun-alun.
Sudi juga menyampaikan permintaan Wali Kota yang menyinggung soal menjamurnya pedagang buah yang sudah mengganggu pengguna jalan. Sudi meminta instansi terkait untuk segera menertibkan mereka.Hal ini semata-mata untuk menegakkan peraturan daerah.
“Menjamurnya PKL yang menggunakan kendaraan untuk berjualan di trotoar, atau bahu jalan khususnya pedagang buah, harus ditertibkan karena mengganggu lalu lintas. Keluhan juga sampaikan oleh pedagang buah di Pasar Gotong Royong, karena omzet mereka menurun. Saya meminta instansi yang menangani masalah tersebut agar mengambil langkah terhadap pelanggar Perda itu,” pinta Wali Kota.
Wali Kota juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dengan lembaga-lembaga yang mengatasnamakan koperasi. Mereka menghimpun dana masyarakat, padahal belum tentu mereka legal.
“Perlu kami ingatkan, akhir-akhir ini banyak koperasi yang menghimpun dana atau tabungan di masyarakat yang disinyalir illegal, yang ujung-ujungnya masyarakat menjadi korban penipuan. Sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat. Saya mengharapkan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian segera melakukan pemantauan atau pendataan terhadap koperasi, baik yang legal maupun ilegal yang menghimpun dana dari masyarakat,” papar Wali Kota.
Beberapa tokoh agama dan masyarakat yang hadir dalam kesempatan itu juga menyampaikan pertanyaan dan masukan kepada Forkopimda. Seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Yahya dari kelurahan Kanigaran. Ia mengeluhkan masih banyaknya kendaraan roda empat yang tidak menghiraukan larangan untuk masuk ke jalan menuju PT. Eratex di Jl. Supriyadi. Hal ini mengakibatkan kemacetan jalan yang cukup parah.
Ia juga mengeluhkan banyaknya sampah di sungai-sungai yang berada di wilayahnya. Ia mengakui sampah-sampah itu berasal dari irigasi sawah. Ia mengaku jika warga sudah sering kali kerja bhakti, dan sudah merasa kewalahan.
Lain halnya Edi Suyitno. Tokoh masyarakat Kelurahan Jrebeng Kidul itu mengeluhkan banyaknya pemuda yang mengaku latihan balap motor di jalanan. “Itu mengganggu masyarakat pak. Setiap selasa sore dan sabtu sore, pasti ada latihan drag (sepeda motor drag). Harap itu dikasih tempat, biar tidak mengganggu warga pak,” harap Edi.
Piala Wahana Tata Nugraha (WTN) untuk yang ke-10 kalinya dengan predikat tanpa catatan. Penghargaan ini diberikan karena pemerintah setempat dinilai telah melakukan tata kelola transportasi yang baik.
Penghargaan WTN diterima secara berturut-turut oleh Pemerintah Kota Probolinggo sejak 2008 sampai 2017 lalu. Pada tahun 2014, sempat meraih WTN Kencana. Tahun 2018 tidak ada WTN. Sebab, kementerian memulai penilaian WTN dengan format baru selama tahun 2018 yang diterima oleh pemerintah daerah saat Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) tahun 2019.
Penilaian WTN meliputi lima bidang transportasi. Yaitu manajemen keselamatan jalan; jalan yang berkeselamatan; kendaraan yang berkeselamatan; perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan; penaganan pra dan pasca kecelakaan yang cepat dan tanggap.
Selain itu, rendahnya angka kecelakaan kendaraan bermotor dan adanya inovasi transportasi pelajar serta SIM pengujian kendaraan bermotor menambah nilai dalam kelayakan Pemerintah Kota Probolinggo mempertahankan penghargaan tersebut.
Dari semua aspek, Kota Probolinggo telah memenuhi tata kelola transportasi yang baik dan ada sinergitas dengan semua stakeholder perhubungan yang saling mendukung seperti Polres Probolinggo Kota khususnya Satlantas, Dinas PUPR, Dinas Kesehatan dan Jasa Raharja. Meskipun sudah menerima penghargaan WTN, Kota Probolinggo masih punya tantangan yang harus dihadapi. Seperti melakukan sosialisasi dan pendidikan lalu lintas terhadap perilaku masyarakat.,, tambah wali kota Hadi. (Wap)

Tags: