Wujudkan Ekosistem Ketenagakerjaan, Kampus Diajak Berkolaborasi

Jakarta, Bhirawa.
Menaker Ida Fauziyah mengajak kalangan akademisi, Berkolaborasi untuk mewujudkan ekosistem Ketenagakerjaan yang baik dan berkelanjutan. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kerja yang berkualitas dan berdaya saing, informasi dan pasar kerja yang ter-integrasi. juga hubungan industri yang harmonis dan mekanisme pengawasan yang kolaboratif.
“Kami harap, kalangan kampus/akademisi mampu terus berperan aktif dalam mencetak angkatan kerja yang berkualitas. Serta berkontribusi bagi pembangunan ketenagakerjaan ke depan,” papar Ida Fauziyah sebagai Keynote Speech pada kuliah umum Webinar. Dengan tema “Kebijakan Strategis Dalam Menghadapi Dampak Pandemi di Sektor Tenaga Kerja” , dengan civitas Akademik Universitas Paramadina-Jakarta,Senin (27/4).
Dikatakan, sebelum terjadi pandemi Covid-19 atau dalam situasi normal, pihaknya telah menyiapkan berbagai program untuk menang gula gi masalah Ketenagakerjaan. Khususnya dalam mengatasi skill mismatch dan perluasan kesempatan kerja. Diantaranya, dengan menyelenggarakan pelatihan vokasi dan pelatihan pemagangan terstruktur. Bekerjaama dengan dunia industri.Targetnya adalah mereka yang mengikuti pelatihan, lalu siap dan langsung dapat bekerja sesuai kebutuhan pasar kerja.
“Kemenaker juga telah menyiapkan platform Sistem Informasi Ketenagakerjaan (Sisnaker), yng dapat menyediakan informasi terintegrasi. Mulai dari lowongan pekerjaan, jenis pelatihan sampai dengan sertifikasi untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja. Diberikan juga perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat yang ingin berwirausaha. Dengan harapan, lapangan usaha yang dibentuk dapat terus berkembang dan menyerap tenaga kerja,” tutur Ida Fauziyah.
Terkait penanggulangan dampak Covid-19, Kemenaker telah melakukan refocussing anggaran, untuk diarahkan pada program yang dapat menjadi jaring pengaman sosial. Berupa kebijakan bagi para stakeholder bidang Ketenagakerjaan. 
Pertama, menjadi mitra aktif Program Kartu Prakerja dengan mendata para pekerja yang terdampak Covid-19. Untuk dapat diprioritaskn mendapat manfaat Kartu Pra Kerja. Kedua, memberikan insentif pelatihan berbasis kompetensi dan produktivitas, untuk meng- antisipasi pekerja terPHK. Maupun yang dirumahkan yang belum terakomodir atau gagal mendapatkan Kartu Pra Kerja.
Ketiga, program pengembangan perluasan kesempatan kerja bagi para pekerja terdampak Covid-19. Berupa program Padat Karya Infrastruktur dan Padat Karya Produktif yang diberikan dalam bentuk bantuan sarana dan prasarana. Serta Uang Perangsang Kerja(UPK). Keempat, adalah perluasan kesempatan kerja melalui program tenaga kerja Mandiri dan teknologi tepat guna(kewirausahaan). Yang diberikan dalam bentuk bantuan modal usaha dan insentif maksimal bagi kelompok usaha.
Pandemi Covid-19, kata Ida menjadi momentum bagi Kemnaker untuk meng-akselerasi terwujud nya Basis Data Terpadu Ketenagakerjaan (Big Data Ketenagakerjaan). Melalui Sistem Informasi Ketenagakerjaan (Sisnaker) yang dapat diandalkan untuk beragam isue Ketenagakerjaan. Terutama para pekerja yang terPHK atau dirumahkan, dapat langsung dilacak oleh sistem. Sehingga kebijakan yang digelontorkan bagi mereka, tepat sasaran.   
“Namun upaya yang telah dan akan kami lakukan ini, tentu tidak dapat sepenuhnya berhasil, tanpa dukungan dari para stakeholder. Termasuk para civitas Akademik Universitas Paramadina ini,” pinta Ida Fauziyah. (ira)

Tags: