Wujudkan Kemandirian Ekonomi Berbasis Desa Melalui Program PIB

Jajaran SKPD, Camat se-kabupaten, pendamping BUMDES dari seluruh wilayah Kabupaten, serta asosiasi-asosiasi petani, pedagang, dan pengusaha kecil saat mengikuti Lokakarya Membangun Kemandirian Ekonomi Berbasis Desa. [achmad basir]

Jajaran SKPD, Camat se-kabupaten, pendamping BUMDES dari seluruh wilayah Kabupaten, serta asosiasi-asosiasi petani, pedagang, dan pengusaha kecil saat mengikuti Lokakarya Membangun Kemandirian Ekonomi Berbasis Desa. [achmad basir]

Bojonegoro, Bhirawa
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bojonegoro bersama Pusat Inkubasi Bisnis (PIB) Bojonegoro menggelar Lokakarya Membangun Kemandirian Ekonomi Berbasis Desa pada Kamis (11/8).
Acara yang didukung operator minyak dan gas Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) ini dihadiri oleh Wakil Bupati beserta jajaran SKPD, Camat se-kabupaten, pendamping BUMDES dari seluruh wilayah Kabupaten, serta asosiasi-asosiasi petani, pedagang, dan pengusaha kecil.
“Kita butuh bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan pembangunan kemandirian ekonomi berbasis desa,” ungkap Wabup, Setyo Hartono di Aula Angling Dharma Gedung Pemkab Bojonegoro.
Menurut Wabup, membuat perencanaan dengan berangkat dari potensi desa yang ada adalah sangat penting dalam pembangunan kemandirian ekonomi desa. Oleh karena itu, imbuh dia, desa harus senantiasa didorong dan didampingi agar bisa mengembangkan potensinya masing-masing. ” Banyak yang bisa dikembangkan, tapi tidak semua tahu caranya,” ucap dia.
Dalam merealisasikan pembangunan berbasis potensi desa, Bappeda melihat apa yang telah dilakukan EMCL melalui program PIB telah mampu memberi contoh yang baik. Oleh karenanya Bappeda menghadirkan pengurus PIB Bojonegoro dan asosiasi-asosiasi yang dibinanya membagikan pengalaman dan pengetahuannya ke desa-desa lain.
“Bappeda berharap apa yg dilakukan oleh EMCL melalui mitranya dalam pembangunan kemandirian ekonomi berbasis desa dengan konsep PIB ini bisa direplikasi di kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Bojonegoro,” ujar Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Bojonegoro, Eryan Dewi Fatmawati.
Konsep PIB dianggap telah menumbuhkan harapan-harapan pembangunan berkelanjutan yang merata. Program yang dilaksanakan PIB berdasarkan orientasi potensi desa dengan keterlibatan aktif semua pihak di desa. ” Sehingga PIB menjadi instrumen pemberdayaan ekonomi mandiri bagi desa,”  tutur Eryan.
Eryan berharap, program PIB akan terus berkelanjutan meskipun nanti tidak lagi didanai EMCL. Pemerintah, dalam hal ini Bappeda Bojonegoro, mendukung sepenuhnya program PIB ini. Salah satu cara untuk menjaga keberlanjutannya, adalah dengan membuat program yang sama di wilayah lain dan saling terkoneksi.  ” Ini kemudian membentuk jejaring ekonomi, pembangunan yang merata,” pungkasnya.
Sementara itu, External Affairs Manager EMCL, Dave A Seta mengatakan program PIB merupakan komitmen EMCL dalam pengembangan ekonomi masyarakat sekitar wilayah operasi. EMCL sebagai operator Lapangan migas Banyu Urip, kata dia, mengapresiasi semua dukungan yang diberikan masyarakat selama ini.
“Kita ingin menjadi bagian dari pembangunan dan berkontribusi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal,” tukasnya. [bas]

Tags: