Wujudkan Program Bangga pada Kota Mojokerto

9-Walikota-Blusukan-TogaKota Mojokerto, Bhirawa
Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus dan Wakilnya Suyitno  (MY) terus berinovasi dalam membuat kebijakan di Kota Mojokerto. Dalam kurun waktu yang masih relative baru itu, banyak prestasi yang ditorehkan untuk Kota onde-onde. Pendidikan gratis dan kesehatan gratis menjadi keberhasilan utama kepemimpinan Mas’ud Yunus – Suyitno.
Selain itu, pasangan Mas’ud Yunus – Suyitno juga membuat gebrakan program baru yakni program bangga pada Kota Mojokerto. Program ini diharapkan mampu mengajak masyarakat Kota Mojokerto bangga mengenakan, membeli dan membuat segela sesuatu dari Kota Mojokerto sendiri.
Untuk menunjang gebrakan awal itu, kiai Ud sapaan Mas’ud Yunus telah mengintruksikan pada semua Pegawa Negeri Sipil (PNS) di Pemkot memakai batik lokal buatan pengrajin kota Mojokerto. Bahkan, agar program gerakan swadesi itu tak sebatas wacana, Masud Yunus mewujudkan program menjadikan hasil karya perajin lokal sebagai tuan rumah di negeri sendiri, pucuk petinggi Pemkot itu memprioritaskan empat produk unggulan sebagai ikon. Kedua produk itu masing-masing batik, onde-onde, peci dan sepatu.
“Saya akan mencoba mengangkat seluruh potensi kota Mojokerto, salah satu caranya dengan bangga mengenakan produk lokal. Gerakan swadesi ini akan saya kawal sendiri,” ujar Masud Yunus.
Untuk batik, sejak terbitnya himbauan penggunaan batik tiap Rabu, Kamis dan Jumat oleh Gubernur, Masud Yunus telah menindak lanjuti dengan meminta penggunaan batik lokal. Bahkan, tahun ini Pemkot membuat pengadaan batik yang anggaran pengadaannya melekat di SKPD.
“Anggaran untuk pengadaan batik untuk baju dinas melekat di setiap SKPD. Sedang motifnya kita pilih 7 batik Kota Mojokerto yang telah ada dan dipatenkan. Pematenan itu kita serahkan pada Dekranasda,” urainya.
Wali kota menambahkan, langkah menggandeng Dekranasda itu adalah untuk pemberdayaan UKM. “Kita akan buat kebijakan sehingga semua pengrajin batik dapat merata untuk tumbuh dan berkembang,” tambahnya.
Dengan pengadaan ini, diharapkan mampu  meningkatkan industri lokal dan nasional. Ia menggambarkan, PNS di Kota Mojokerto yang kena aturan wajib batik mencapai 4.000 orang. Setiap orang mendapat alokasi anggaran sekitar Rp100 ribu.
“Kehidupan pengrajin akan cepat berputar secara ekonomi. Itu belum lagi pengunaan batik jamaah pengajian Walikota ini yang mencapai 10 ribu orang. Semua wajib batik. Tahun depan, anak sekolah semua harus pakai batik Kota Mojokerto dan pecinya,” katanya.
Batik Kota Mojokerto yang dipatenkan mempunyai ciri bergambar gapura Mojopahit dan berlatar belakang Kerajaan Mojopahit. Kata Walikota, batik yang akan dipakai adalah karya hasil desain perajin lokal yang belum terkenal. Bukan yang terkenal untuk menunjang pemerataan perekonomian.
Selain menggagas program swadesi bangga dengan produk lokal batik, onde-onde menjadi maskot yang bakal di kembangkan. Walikota prihatin makanan khas Mojokerto ini mulai tenggelam. “Onde-onde juga kita bangkitkan. Saya berikan ancaman, kalau ada acara tidak ada onde-onde saya pulang,” kata walikota.

Dekati Masyarakat dengan Dialog
Program unggulan pemerintahan Wali Kota Mojokerto, Mas’ud Yunus yakni mewujudkan Kota Mojokerto Servis City perlu dukungan semua pihak. Tak hanya dewan,  SKPD dan jajaran samping, pemahaman servis city harus dipahami oleh masyarakat luas.
“Masyarakat dan Pemkot harus memiliki kesepahaman tentang konsep servis city sehingga berhasil terwujud,” kata Wali Kota Mojokerto, Masu’ud Yunus.
Dalam programnya wali kota dan wakil walikota terpilih Periode 2014 – 2019 ini mengusung visi yakni ‘Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai service city yang maju, sehat, cerdas, sejahtera, dan bermoral’.
Untuk memberikan pemahaman, menyamakan persepsi, dan juga diseminasi informasi tentang visi pembangunan tersebut, maka diperlukan dialog dengan para pemangku kepentingan baik dari unsur masyarakat, para pelaku usaha, dan dinas terkait tentang visi pembangunan tersebut.
“Dialog diharapkan mampu menyamakan persepsi bahwa pemkot akan berusaha mewujudkan Kota Mojokerto sebagai kota servis city,” harapnya.
Peserta dialog ini terdiri dari tokoh masyarakat, Ketua RT/RW, organisasi masyarakat, dan juga bagi para pelaku usaha, seperti UKM dan IKM. Walikota Mas’ud Yunus mengatakan Kota Mojokerto tak memiliki Sumber daya alam, yang ada hanya sumber daya manusia, jadi orientasi pembangunan di kota ini fokus pada peningkatan kualitas SDM, dengan mengusung visi pembangunan yaitu terwujudnya kota Mojokerto sebagai service city yang maju, sehat, cerdas, sejahtera, bermoral.
“Visi ini dicanangkan 5 tahun kedepan karena kota Mojokerto secara geografis berada di wilayah gerbangkertasusila dan penyangga kota Surabaya. Untuk menjadikan Kota Mojokerto sebagai service city, harus didukung tiga keunggulan, yaitu keunggulan SDM, keunggulan produk, jasa, layanan dan keunggulan sarana prasarana,” paparnya.
Sementara itu  wali kota berharap agar kota Mojokerto memiliki cirri khas dan produk unggulan. Seperti batik, kota ini harus punya ciri tersendiri.
“Saya ingin kalau waktu Hari Jadi Kota Mojokerto ada semacam lomba pakaian khas kota Mojokerto, jadi pelaku harus menggunakan pakaian khas kota Mojokerto. Kita ini belum memiliki jati diri artinya memiliki produk yang khas, padahal Mojopahit dulu punya nama sedemikian besar.  Oleh karenanya saya harap peran serta seluruhmasyarakat agar kota Mojokerto ini bisa maju dan berkembang sesuai visi kita bersama,” tuturnya.

Penghargaan Presiden Lecut Semangat Kerja
Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus mendapatkan penghargaan tanda kehormatan Satya Lencana Karya Bhakti Praja Nugraha dari Presiden RI yang diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, saat malam resepsi Puncak Peringatan Hari Otonomi Daerah ke XVIII di Hotel Grand Sahid Jakarta, beberapa waktu lalu.
Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha adalah penghargaan yang diberikan kepada kepala daerah yang berkinerja terbaik dalam Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) terhadap Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2012. Kota Mojokerto kali ini mendapat peringkat yang ke-enam untuk pemerintah kota.
Untuk tingkat kota, selain kota Mojokerto juga  diraih oleh Kota Semarang, Madiun, Surakarta, Probolinggo, Tangerang, Balikpapan, dan Salatiga. Sedangkan kabupaten, penerima penghargaan tersebut antara lain Bupati Gowa, Jepara, Pasaman, Sleman, Purbalingga, Pacitan, Bangkalan, Tuban, Jombang dan Kulonprogo.
Gamawan Fauzi mengatakan, tujuan diberikannya penghargaan ini agar pemerintah daerah makin mandiri dalam penyelenggaraan pemerintahan yang berdasarkan asas umum tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), sekaligus mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan publik yang berbasis pada pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Lebih jauh ia menyampaikan, untuk meraih penghargaan ini tidaklah mudah. Sebab pihaknya benar-benar melakukan evaluasi dan monitoring yang mendalam terhadap otonomi daerah dan kinerja pemerintahan daerah. Salah satu alat yang digunakan untuk mengevaluasi penyelenggaraaan pemerintah daerah secara berjenjang dan dilakukan secara nasional tersebut adalah EKPPD.
Sumber informasi utama dalam EKPPD adalah LPPD, kemudian ditunjang dengan informasi pendukung berupa Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, Informasi Keuangan Daerah, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Daerah, serta aspek-aspek lain yakni Aaspek kebijakan, kelembagaan, dan SDM pada otonomi daerah.
“Hasilnya, kami mengambil 3 besar pemerintah provinsi, 10 besar pemerintah kabupaten, dan 10 besar pemerintah kota yang layak untuk mendapatkan penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha,” tuturnya.
Kedepan, pihaknya terus memperbaiki instrumen-instrumen EKPPD agar semakin objektif, transparan dan akuntabel.  “Saat ini kami sedang mengembangkan sistem EKPPD yang terintegerasi dengan Teknologi Informasi,”  tuturnya.
Wali Kota Mas’ud Yunus menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada semua pihak, karena ini merupakan buah dari kerja keras diseluruh lini baik pihak eksekutif, legislatif, yudikatif, dan seluruh masyarakat.
“Penghargaan ini tentunya akan menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kinerja dalam menyelenggarakan pemerintahan, terlebih dalam hal pelayanan kepada masyarakat sebagaimana visi Pemkot Mojokerto untuk mewujudkan kota Mojokerto sebagai service city yang maju, sehat, cerdas, sejahtera, dan bermoral,” ucap Mas’ud.

Jaga Tradisi, Gali Partisipasi Msyarakat
Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus juga terus melestarikan tradisi yang sudah berkembang di masyarakat. Diantaranya tradisi ruwah dusun di daerah Pulokulon, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, yang tetap berlangsung setiap tahun. Orang nomer satu di Pemkot Mojokerto itupun hadir dengan mengajak seluruh jajarannya.
Dalam event itu, Lurah pulorejo mengatakan kegiatan itu rutin digelar tiap tahun dengan tujuan dan tradisi yang baik dan mulia.
“Semoga kegiatan ini selalu bisa terlaksana dengan baik dan mendapat barokah dari Allah SWT. Tujuan ruwah ini untuk menjaga kerukunan dan silaturahmi antar warga Pulokulon dan Pulorejo, agar mendapat rezeki, dijauhkan dari bala atau musibah, mendapat hidayah dari Allah, dan mendoakan almarhum yang mbabat desa ini semoga amal nya diterima dan dosanya diampuni,” katanya.
Sementara itu Wali Kota Mas’ud Yunus merasa senang bisa bertemu dengan masyarakat pulokulon yang guyub. “Semoga ruwah dusun ini barokah, masyarakat lebih rukun, sing sakit jadi sehat, sing sumpek dadi bungah, sing nduwe utang iso nyaur, dan semoga yang belum bayar pajar bisa membayar pajak,” tutur Mas’ud Yunus.
Lebih lanjut wali kota mengatakan tradisi ruwah dusun ini dalam rangka syukur pada Allah SWT, karena selama setahun telah diberi kenikmatan.
“Setiap orang yang diberi nikmat harus bersyukur, kalau mau bersyukur bakal ditambah nikmatnya, sehingga makin sejahtera, caranya ya seperti kegiatan ini,” katanya.
Ruwah ini, lanjut Mas’ud, juga untuk kirim doa untuk leluhur. Kalau melihat anak cucu ngumpul seperti ini senang. “Ayo jadi anak cucu yang sholeh, yang mau mendoakan orang tua dan leluhur yang mati, ini penting juga selain berdoa untuk diri sendiri,” ajaknya.
Menjaga kerukunan itu penting, agar pembangunan akan terlaksana dan berhasil. Karena Pemkot Mojokerto punya cita-cita untuk menjadikan kota sebagai service city.
“Saya berencana menjadikan Pulorejo sebagai desa bahasa inggris. Sedangkan untuk mewujudkan sebagai service city, SDM masyarakat pulorejo harus ditingkatkan, anak harus minimal tamat sma, anak juga harus sehat jangan sampai kurang gizi. Agar orang luar senang datang ke Mojokerto maka harus punya produk unggulan seperti sepatu, dan kini sedang digarap batik agar bisa terkenal termasuk makanan khas onde onde, kalau slametan harus ada onde-onde karena makanan khas Mojokerto,” paparnya.
Untuk membangun infrastruktur mulai tahun ini akan dibangun jalan tembus Pulorejo-Blooto, yaitu membangun jalan dan jembatan.
“Tahun ini dilakukan pengurukan, tahun depan membangun jembatan dan pengaspalan, untuk mendekatkan jarak tempuh selanjutnya nanti kita pikirkan bagaimana mikrolet masuk pulo, agar warga mudah ke kecamatan dan pasar. Selain itu juga akan diadakan program bedah kampung yang kumuh, got, sanitasi akan dibenahi, agar kampung bersih indah, rakyat sejahtera,” pungkas wali kota. [kar]

Tags: