
foto ilustrasi
Mewujudkan hal itupun tentu tidak semudah membalikan telapak tangan, butuh kerja keras dan komitmen bersama. Hal yang riil saat ini dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) adalah berkomitmennya Kementan menyiapkan SDM pertanian yang berjiwa wirausaha. Bahkan dalam rentang waktu 2019-2024 Kementan menargetkan penumbuhan 2,5 juta petani maupun pengusaha pertanian milenial untuk menjamin produktifitas, kontinyuitas dan ketahanan pangan, (Republika, 9/6/2021).
Terlebih lagi realitas tersebut, terbuktikan dari data BPS (2021), sektor pertanian tumbuh positif pada triwulan II 2020 PDB sektor pertanian tumbuh 16,24 persen quarter to quarter. Ekspor produk pertanian juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Nilai ekspor kumulatif selama Januari- Desember 2020 mencapai 451,8 triliun atau meningkat 15,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar 390,2 triliun.
Itu artinya, sektor pertanian ini adalah sektor yang sangat menjanjikan. Maka logikanya kaum milenial tidak perlu takut untuk terjun ke sektor pertanian. Terlebih, masih merujuk data BPS (2021) kebutuhan petani sebanyak 81.090.000 yang mana sudah terisi hanya setengahnya yaitu sebanyak 38.224.371 petani, sehingga masih dibutuhkan sebanyak 42.865.629 petani. Dengan demikian, semakin jelas adanya bahwa di masa depan, pertanian Indonesia akan sangat bergantung pada generasi muda. Karena itu, besar harapan Kementan bisa bersiap untuk memfasilitasi dan mendukung para agropreneur muda untuk bergerak di berbagai bidang pertanian, mulai dari hulu hingga ke hilir demi mewujudkan SDM pertanian yang mampu berdaya saing tidak hanya di kancah domestik, tetapi juga mampu berdaya saing dikancah global.
Gumoyo Mumpuni Ningsih
Dosen FPP Universitas Muhmammadiyah Malang