Wurung-Wurung Mangge, Situs Terowongan yang Terlupakan di Ponorogo

Wurung – Wurung Mangge Merupakan Situs Sejarah Yang Berupa Terowongan Dengan Panjang 800 Meter dan Berada Di Desa Gegeran, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo. [yanuar]

Ponorogo, Bhirawa
Selain memiliki kebudayaan seni Tari Reyog Ponorogo yang telah mendunia, Kabupaten Ponorogo juga mempunyai banyak situs sejarah yang mempunyai potensi untuk menjadi wisata alam. Salah satunya yaitu Terowongan Gunung Mangge atau Wurung – Wurung Mangge. Situs ini jarang terekspos dan belum mendapat perhatian yang memadai dari pihak terkait.
Situs sejarah ini berada di Desa Gegeran, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo. Situs yang berupa saluran irigasi ini mempunyai panjang sekitar 800 meter, dan masih berfungsi mengaliri area persawahan di empat desa.
Situs ini mirip goa ini berada 17 meter di bawah permukaan tanah, dan diduga telah ada sejak zaman kuno. Murjito, warga setempat yang dituakan menjelaskan, terowongan sejak ada sebelum jaman Belanda. Dari cerita – cerita nenek moyang warga desa, Wurung – Wurung Mangge mempunyai kisah yang mirip dengan legenda Bandung Bondowoso.
“Wurung ini terbentuk ketika Ki Ageng Mangge mengadakan sayembara, siapa saja yang mampu mengalirkan air sungai ke ladang pertaniannya dalam waktu semalam, maka akan dijadikan menantunya. Ada dua yang mengikuti sayembara, yaitu Ki Joko Dolok dan Ki Jogo Dongos. Ki Joko Dolok membuat saluran air namun tidak sampai ke ladang. Sedangkan Ki Joko Dongos mampu membuat irigasi, namun dibuat di bawah tanah,” kata Murjito.
Murjito menjelaskan, ternyata sayembara dimenangkan Ki Joko Dongos, namun Putri Ki Ageng Mangge menolak Ki Joko Dongos. Pembuatan saluran dihambat dengan mengibarkan kain merah dan membuat kegaduhan berupa suara orang menumbuk padi. Hampir sama dengan Legenda Bandung Bondowoso. Namun kalau yang ini sudah berhasil, tapi tetap saja ditolak.
Terowongan hasil jerih payah Ki Joko Dongos itu kini berfungsi sebagai saluran irigasi yang sangat bermanfaat bagi warga desa. Oleh karena itu, warga selalu menjaga kelestarian terowongan. Warga dan Pemerintah Desa (Pemdes) pun berupaya mengembangkannya sebagai potensi wisata.
Sugeng Hariadi, Kepala Desa (Kades) Gegeran berharap pihak terkait maupun investor bisa datang untuk mengembangkan situs terowongan itu. Pihaknya mempersilahkan siapa saja untuk membantu melestarikan dan mengembangkan Wurung – Wurung Mangge.
Selain terowongan, Desa Gegeran juga menyimpan potensi wisata lain sebagai penunjang, yakni Bendungan Mangge dan tentu saja Gunung Mangge. Jika dikembangkan dengan serius, dapat menjadi sebuah komplek wisata baru di Bumi Reyog. [yan]

Tags: