Yen Melemah, Ekspor-Impor Udang Menurun

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) menilai pelemahan mata uang Jepang, Yen, menurunkan aktivitas perdagangan di Indonesia terutama ekspor-impor udang menjelang akhir tahun 2014.
“Mendekati perayaan Natal tahun ini dan tutup tahun ini, kami melihat kegiatan ekspor-impor komoditas perikanan jenis udang memang kurang menggembirakan,” kata Vice President AP5I, Johan Suryadarma, ditemui di Surabaya, Senin (22/12).
Apalagi, ungkap dia, Jepang adalah negara tujuan ekspor komoditas udang dan daya beli di sana ikut turun akibat pelemahan mata uang tersebut. Dengan demikian, hal itu mengakibatkan tingkat konsumsi masyarakat Jepang terhadap udang ikut turun.
“Bahkan, kondisi itu tak jauh berbeda dengan pasar ekspor udang pada Desember 2014-Januari tahun depan yang diperkirakan menurun dibandingkan ekspor udang untuk kegiatan Natal dan Tahun Baru. Khususnya pengiriman udang ke sejumlah negara yang sudah terkemas pada akhir periode Oktober-November 2014,” ujarnya.
Sementara itu, jelas dia, penurunan ekspor udang pada periode itu dipengaruhi oleh pola tahunan yang selalu terjadi dalam satu tahun masa penanggalan. Di sisi lain, AP5I mengimbau pengusaha udang di bawah naungan asosiasi tersebut untuk memperketat seleksi komoditas yang akan dikirim ke pasar ekspor.
“Salah satunya konsumen Amerika Serikat (AS) yang sangat meminati jenis udang kupas kulit. Untuk itu, permintaan tersebut ya harus dipenuhi oleh pengusaha,” katanya.
Dari persyaratan yang diminta pasar AS, tambah dia, pengusaha di Tanah Air sudah bisa menilai bahwa mereka lebih menyukai sesuatu yang praktis. Oleh sebab itu, kondisi tersebut adalah peluang yang harus dioptimalkan dan dikembangkan.
“Apalagi praktis dan efisien telah menjadi pilihan yang dibidik para pelaku usaha di bidang ekspor-impor produk perikanan dan olahan ke Amerika Serikat (AS),” ujarnya.
Ia optimistis, strategi bisnis itu menjadi langkah terbaik setelah pasar ekspor perikanan khususnya udang Indonesia ke Jepang yang terdampak akibat terdepresiasinya mata uang Yen. Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada seluruh anggota AP5I untuk selalu memperhatikan jenis. “Selain itu, juga perlu memperhitungkan ukuran dan usia udang yang paling laku di AS,” katanya.
Khusus peternak udang di Indonesia, lanjut dia, pihaknya juga meminta mereka untuk mengembangkan bisnisnya secara signifikan. Bahkan, harus memperlakukan seluruh udang yang diternaknya dengan baik.
“Udang itu tidak ubahnya seperti bayi. Jadi harus diperhatikan dengan baik dan tidak bisa diperlakukan kasar sehingga hasil panen peternak dapat optimal,” katanya. [ma,ant]

Tags: