Yuanita dan Airin Juara Guru Berprestasi

Yuanita dan Airin juara guru berprestasi. [wiwid agus pribadi/bhirawa]

Yuanita dan Airin juara guru berprestasi. [wiwid agus pribadi/bhirawa]

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Puncak pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) berprestasi tahun 2016 yang digelar Dinas Pendidikan (Dispendik) Kab Probolinggo memasuki pengumuman pemenang. Kegiatan yang diikuti ratusan guru TK hingga SMA/SMK ini memperlombakan lima kategori, salah satunya guru berprestasi TK, SD, SMP dan SMA/SMK.
Setelah melalui beberapa tahap penilaian, Yuanita Widiastuti dari SMAN 1 Kraksaan tampil sebagai juara pertama tingkat SMA/SMK. Sementara untuk tingkat SMP diraih A’irin Nurwidyastuty dari SMPN 1 Kraksaan.
Yuanita, ketika ditemui Kamis (22/12) kemarin mengaku tidak melakukan persiapan khusus. Dalam lomba ini, ia membuat karya tulis terkait mata pelajaran pembelajaran Bahasa Indonesia, buku cerita rekaan untuk siswa SD dan SMP serta penulisan Best Practice PTK bagi guru SMA.
”Untuk karya tulis memang sudah jadi, sehingga tak perlu repot-repot membuat. Penyusunan Best Practice PTK butuh 21 hari. Sementara untuk penulisan buku rekaan kurang lebih sebulan,” katanya.
Sebagai juara 1, Yuanita nantinya akan mewakili Kab Probolinggo di tingkat Jatim. Menyikapi hal itu, dia mengaku akan banyak belajar dan menyiapkan porto folio. Disamping juga menambah kualitas karya tulis.
”Sebagai persiapan, saya harus banyak belajar ke teman-teman yang pernah berangkat ke Jatim. Saya harus menggali setiap informasi. Tetapi intinya tetap semangat saja untuk yang terbaik. Selebihnya Allah yang menentukan,” tegasnya.
Sementara A’irin Nurwidyastuty dalam lomba yang sama untuk tingkat SMP membuat tulisan tentang inovasi pembelajaran barcode scanner pembelajaran dengan handphone android. Sehingga siswa bisa mengerjakan soal yang disuguhkan cara memindai (scan) barcode. ”Untuk inovasi ini saya sudah melakukan dua kali penelitian,” katanya.
Teknologi itu jangan dihentikan, tetapi bisa diaplikasikan dalam pembelajaran. Siswa jangan dilarang membawa handphone ke sekolah, tetapi bagaimana siswa yang bawa handphone dimanfaatkan untuk inovasi pembelajaran. ”Inovasi ini tentunya akan melatih kejujuran setiap anak. Karena setiap anak tidak bisa mencontoh temannya, sebab soalnya berbentuk barcode,” tadasnya.
Sama seperti Yuanita, A’irin akan mewakili Kab Probolinggo di tingkat Jatim. Sebagai persiapan dia akan memperbaiki lagi penerapan teknologinya.
”Nantinya di Jatim saya akan menampilkan inovasi yang lain. Jangan pernah takut kalah, karena yang maju ke nasional itu sudah berkali-kali ke tingkat provinsi,” paparnya.
Kepala Bidang Tenaga Kependidikan Dispendik Kab Probolinggo, Edi Karyawan mengatakan, meskipun tidak ada tuntutan menjadi juara, tetapi pihaknya mengharapkan agar berusaha tampil maksimal.
”Kalau semua guru seperti mereka, maka mutu dan kualitas pendidikan di Kab Probolinggo akan lebih meningkat. Harapan saya agar prestasi yang diraih ini bisa menjadi motivasi bagi guru yang lain. Karena tuntutan masyarakat sangat besar sekali,” tambahnya. [wap]

Tags: