Zona Merah Keterisian BOR Tinggal Sembilan Daerah

foto ilustrasi

Melandai tapi Jangan Lengah
Pemprov, Bhirawa
Keterisian rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Jatim terus menunjukkan tren penurunan. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, per tanggal 28 Juli Bed Occupancy Rate (BOR) telah mencapai angka 75 persen untuk ruang isolasi biasa, 82 persen ICU, dan 52 persen BOR RS Darurat Lapangan. Hingga kemarin, zona merah keterisian BOR di Jatim tersisa di sembilan daerah.
Tren penurunan ini diharapkan Gubernur Khofifah dapat terus terjaga dan tidak membuat lengah. “BOR ICU masih 82 persen, itu artinya kecenderungan yang masuk kategori gejala berat mereka membutuhkan waktu lebih lama dalam perawatannya. Tapi yang ruang isolasi alhamdulillah sudah 75 persen,” tutur Khofifah usai meninjau pelaksanaan vaksinasi di Gelora Pancasila Surabaya, Kamis (29/7).
Khofifah mengungkapkan apresiasi dan terimakasihnya atas kerja keras semua pihak sehingga penurunan BOR ini dapat terjadi. Termasuk kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan (Prokes), yang diharapkan Khofifah dapat terus terjaga di tengah pelandaian BOR rumah sakit.
Khofifah menjelaskan, sekitar tiga minggu lalu di RSUD dr Soetomo kondisi antrean pasien terjadi sampai harus dilakukan perawatan di selasar. Namun, dua hari ini pihaknya melakukan monitoring kondisinya sudah lengang di UGD. “Saya minta diupdate terus juga minta difoto dan kondisinya memang sudah lengang. Suasananya seperti itu,” ujar Khofifah.
Kondisi penurunan BOR ini tergambar dari zonasi keterisian BOR di kabupaten/kota. Pada awal PPKM Level 4 tanggal 21 Juli, zona merah keterisian BOR di Jatim masih terdapat 19 daerah. Sedangkan hingga kemarin, data Satgas Covid-19 Jatim menunjukkan zona merah keterisian BOR tersisa sembilan daerah.
Di antaranya ialah Kota Batu dengan BOR 89,86%, Kota Malang 84,06%, Surabaya 83,37%, Kota Pasuruan 82,93%, Sidoarjo 82,56%, Jember 82,32%, Pamekasan 80,74%, Kabupaten Malang 80,73%, Kota Mojokerto 80,5%.
Kendati sudah mengalami penurunan, Gubernur Khofifah meminta agar masyarakat tidak lengah. “Jangan menanganggap Covid-19 ini sudah mau selesai. Tetaplah waspada dan melakukan mitigasi dengan seksama,” tegas mantan Menteri Sosial RI tersebut.
Pada saat-saat seperti ini, Khofifah mengaku bersama Forkopimda Jatimn terus memantau ruang-ruang isolasi terpusat (ISoter). Sebab, masyarakat yang saat ini melakukan isolasi di rumah diharapkan untuk mengikuti isoter agar termonitor kondisinya. Hal ini akan lebih memudahkan jika masyarakat membutuhkan obat, oksigen maupun jika dalam kondisi tertentu membutuhkan layanan rujukan ke rumah sakit.
“Kalau di tempat isoter insyallah akan lebih terkelola dengan baik dan memiliki koneksitas dengan rumah sakit rujukan. Koneksitas ini menjadi penting, karena jika ada yang tiba-tiba kondisinya menurun, maka dia harus dirawat di rumah sakit,” jelas Khofifah.
Untuk diketahui, total kasus terkonfirmasi positif di Jatim mencapai 298.525 orang. Terdapat penambahan kasus baru dalam sehari kemarin mencapai 5.506 orang. Dari jumlah tersebut, 19,14% saat ini tengah menjalani perawatan baik di rumah sakit rujukan, isoter maupun isolasi mandiri. Sementara jumlah kesembuhan di Jatim total mencapai 221.778 orang dengan catatan penambahan kasus sembuh baru per hari kemarin sebanyak 3.987 orang.
“Kita terus berikhtiar agar kasus Covid-19 ini segera melandai. Salah satunya dengan percepatan vaksin yang sampai saat ini masih tertinggi di Indonesia. Vaksinasi di Jatim untuk dosis pertama telah mencapai 23 persen dari target sasaran dan lebih dari 3 juta orang untuk dosis kedua,” pungkas Khofifah. [tam]

Tags: