Buku Panorama Sastra Sidoarjo Di-launching

Tim editor menjelaskan bukunya kepada Kabid Kebudayaan, Ketua Dakesda dan Kepala Balai Bahasa Jatim. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Berdasarkan riset, ternyata literatur tentang sastra di Sidoarjo sangat minim. Bahkan bisa dibilang belum ada. Melihat kondisi tersebut, Dakesda (Desan Kesenian Sidoarjo) melakukan langkah awal dengan menciptakan buku ‘Panorama Sastra Sidoarjo’, yang ditulis oleh para penggiat sastra Sidoarjo.

Buku yang direncanakan dibagikan secara gratis ke instansi-instansi tertentu tersebut, telah dilaunching oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dikbud (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) Sidoarjo, Kartini, dengan didampingi Ketua Umum Dakesda Ali Aspandi, Kepala Balai Bahasa Jawa Timur Asrif, pada (19/9) sore.

Usai launching, Ketua Umum Dakesda Ali Aspandi mengatakan kalau kegiatan ini merupakan embrio untuk memetakan fakta-fakta perkembangan sasta di Sidoarjo dari jaman dulu sampai sekarang. “Ternyata sebenarnya berdasarkan riset teman-teman, bahwa sastra di Sidoarjo ini sudah ada sejak lama. Cuma belum dipetakan dan belum dikontruksikan dalam literasi. Jadi kegiatan ini merupakan langkah awal saja, kedepan akan lebih baik lagi, ” katanya.

Ia katakan, pada intinya Dakesda adalah ingin menambah kasanah literasi sastra Sidoarjo. Karena memang belum ada, sekarang ini baru kita mulai yang ditulis oleh 9 orang dari sastra murni, juga ada yang dari teater, dari sisi intelektualnya, termasuk juga ada dari aspek hukumnya. “Kebetulan saya dari hukum, jadi saya menulis sastra dari aspek hukumnya,” jelas Ali Aspandi.

Salah satu tim editornya, Rita Amalia mengatakan kalau ide penulisan buku ini sudah lama, namun baru bisa terealisasikan sekarang ini. Jadi ini merupakan program komite sastra, yakni salah satunya adalah menerbitkan buku. “Karena kami ini adalah Dakesda, makanya ini fokus terhadap sastra Sidoarjo, karena memang selama ini belum ada secara khusus yang membahas masalah sastra Sidoarjo,” katanya.

“Jadi Panorama Sastra Sidoarjo ini sendiri menggambarkan kisah tradisi Sidoarjo. Menggambarkan sastra Jawa Kuno sampai sekarang, yaitu Jawa Kuno, Post Gula hingga Milenial Era,” jelas Amalia.[ach]

Tags: