Dongkrak Investasi, Pemprov Rancang East Java Investival

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Tingginya nilai investasi yang masuk di Jatim sepanjang 2018 menjadi tanda keberhasilan Pemprov menarik investor asing maupun dalam negeri untuk berinvestasi di Jatim. Sepanjang Januari hingga Septemper 2018, tercatat Rp128,8 triliun investasi yang masuk dari 148.704 proyek.
Untuk mempertahankan iklim investasi tersebut, inovasi untuk menarik investor terus dilakukan. Salah satunya dengan merancang East Java Investival. Kepala Dinas Penanaman Modal Aris Mukiyono menjelaskan, moment ini dirancang untuk menggeret investor untuk berinvestasi di Jatim. Hal ini diperlukan sinergi yang kuat antara Pemprov maupun pemerintah daerah di 38 kabupaten/kota.
“Selama ini kita masih berkutat pada pameran produk, tapi kita tidak punya pameran investasi yang langsung mempertemukan kalangan industri dengan buyer,” tutur Aris saat dikonfirmasi kemarin, Kamis (3/1).
Aris mengakui, sejauh ini potensi industri di daerah maupun kawasan industri mandiri memiki potensi yang kuat untuk menarik investor dari luar masuk ke Jatim. Namun, hal itu harus dipertemukan untuk memberikan keyakinan bagi para investor. “Kita memang telah memberikan kemudahan informasi yang terbuka secara digital. Namun, kalau investor itu bisa melihat secara langsung potensinya pasti akan lebih yakin,” ungkap dia.
Karena itu, selain pusat informasi investasi yang telah dibangun secara digital, pihaknya juga berencana mendirikan investment center. Melalui layanan tersebut, investor akan melihat lebih mudah mengetahui secara detail potensi investasi di Jatim. “Kalau sudah bicara investasi, kita tidak hanya bicara pemerintah provinsi atau pemerintah daerah. Kita berbicaranya Jatim, karena juga terkait pemerataan investasi di Jatim,” ungkap Aris.
Lebih lanjut pihaknya menuturkan, selain investasi yang akan dipacu, kemudahan layanan perizinan juga akan diberikan. Hal tersebut seiring gagasan Gubernur Jatim dengan mendirikan pusat pelayanan publik yang terpadu. Saat ini, Jatim telah memiliki Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Namun, fungsi pusat pelayanan publik yang disiapkan kali ini akan lebih besar. Sebab, diharapkan juga terpadu dengan lembaga vertikal kementerian.
“Konsepnya dari mall pelayanan publik di Georgia. Di situ layanan perizinan yang ruang geraknya representative, aksesnya bagus, memudahkan dan nyaman. Saat ini, proses pengerjan pusat pelayanan publik itu sedang dikerjakan PU Ciptakarya,” pungkas Aris. [tam]

Tags: