Pengendalian AMR di RSUD dr Iskak Tulungagung Jadi Percontohan Nasional

Dokter Kasil Rokhmad memberi penjelasan saat menerima kunjungan Direktorat Mutu Pelayanan Kemenkes yang akan menjadikan program pengendalian AMR di RSUD dr Iskak Tulungagung menjadi percontohan nasional.

Tulungagung, Bhirawa.
RSUD dr Iskak Tulungagung kembali menjadi percontohan nasional. Kali ini pengendalian antimicrobial resistance (AMR) di rumah sakit milik Pemkab Tulungagung itu yang bakal dijadikan percontohan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk rumah sakit secara nasional.

Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Irna Lidiawati, saat melakukan kunjungan ke RSUD dr Iskak Tulungagung, Kamis (25/4), menyatakan RSUD dr Iskak Tulungagung merupakan salah satu rumah sakit percontohan yang sudah melakukan pengendalian AMR.

“Karena itu kami melakukan kunjungan best practices (pengalaman terbaik) ke RSUD dr Iskak Tulungagung,” ujarnya.

Irna Lidiawati yakin pengendalain resistensi antimikroba yang telah dilakukan oleh RSUD dr Iskak Tulungagung dapat diterapkan di seluruh rumah sakit secara nasional. Apalagi pengendalian AMR di rumah sakit plat merah tersebut telah berlangsung sejak tahun 2017.

“Apabila dimasukkan dalam program nasional dengan target 100 persen, apa bisa dilaksanakan di rumah sakit di seluruh Indonesia. Jawabannya bisa,” paparnya

Sebelumnya, ia mengapresiasi sistem pengendalian AMR yang telah dijalankan RSUD dr Iskak Tulungagung. Dan hasil kunjungan ke RSUD dr Iskak Tulungagung akan disebarkan ke rumah sakit lainnya.

“Nanti kita akan sebarkan apa yang sudah kita dapatkan dari RSUD dr Iskak ini ke rumah sakit lain. Dan, apa saja nanti yang harus dilakukan oleh rumah sakit lain agar dapat melakukan pengendalian AMR seperti RSUD dr Iskak Tulungagung ini,” paparnya lagi.

Sementara itu, Plt Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Kasil Rokhmad mengatakan kunjungan kerja dari Direktorat Mutu Pelayanan Kemenkes untuk melihat pelaksanaan pengendalian resistensi antimikroba di RSUD dr Iskak Tulungagung. Dan tujuan utamanya menginduksi sistem pengendalian resistensi antimikroba yang telah dilakukan RSUD dr Iskak Tulungagung agar dapa diterapkan di seluruh rumah sakit secara nasional.

“Tidak banyak rumah sakit yang berhasil melaksanakan program ini. Maka dari itu, Kemenkes melihat ke sini untuk nantinya trik-trik pengendalian resistensi antimikroba di RSUD dr Iskak akan di-share ke rumah sakit lain di seluruh Indonesia,” tuturnya.

Doketr Kasil kemudian menjelaskan dalam pengendalian AMR setiap pasien yang menderita penyakit infeksi akan diberikan obat antibiotik yang sesuai dengan kuman yang ada. Artinya, kuman yang ditanam ini akan diuji dengan antibiotik yang sesuai.

“Kumannya itu harus ditanam dulu. Kuman itu makhluk hidup. Begitu masuk rumah sakit, kita periksa kumannya apa sih, habis itu kita uji dengan antibiotik yang sesuai. Ini waktunya butuh tiga hari hingga kita benar-benar memberikan antibiotik yang sesuai,” pungkasnya. (wed.hel)

Tags: