Platform Alaya Asasta, Penanganan Kesehatan Mental Remaja

Oleh :
Dina Mifzaluna Fajriyah
Mahasiswi Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya

Membagi waktu antara kegiatan sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan waktu luangadalah hal yang tidak mudah dilakukan oleh kita sebagai remaja. Terkadang, sebagai remajayang ambisius kita cenderung melakukan banyak hal yang membuat diri kita sibuk , dan tidakmemiliki manajemen waktu yang baik. Ketidakseimbangan antara waktu berkegiatan danberistirahat dapat menyebabkan kelelahan dan stres yang berlebih dan berujung memilikikesehatan mental yang tidak baik, sehingga penting bagi remaja untuk memiliki kesehatan mental yang baik.

Seseorang yang memiliki kesehatan mental yang baik akan lebih mudah menanganistress, mampu menjalin hubungan positif dengan orang lain, serta dapat secara maksimalmenghadapi tantangan hidup, sedangkan seseorang yang kesehatan mentalnya terganggu akanlebih susah dalam mengendalikan emosi, tidak mampu menjalin hubungan positif denganorang lain akibat mengalami gangguan suasana hati serta kurang maksimal dalam menghadapitantangan hidup (kemenkes, 2018).

Permasalahan kesehatan mental bukanlah hal pertama bagi masyarakat terutama padaremaja, mengingat adanya pandemi Covid-19 menyebabkan berbagai dampak negatif sepertipeningkatan masalah mental dan gangguan jiwa. menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalamigangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahunmengalami depresi (Rokom, 2021).

Data tersebut menunjukkan bahwa negara Indonesiaterutama remaja di indonesia belum dapat menyelesaikan masalah kesehatan mental secaratepat serta adanya pandemi justru meningkatkan penderita gangguan jiwa, yang jika dibiarkanakan berdampak negatif.Sesuai dengan tujuan pemerintah yaitu pembangunan berkelanjutan 2045 nomor 3 dan17 tentang kesejahteraan bagi masyarakat yang dimana masyarakat memiliki kesehatan mentalyang baik.

Maka dari itu hal tersebut sesuai dan linier antara permasalahan kesehatan mentalsaat ini dengan tujuan SDGs 2045. Hal tersebut juga berkesinambungan kepada kita sebagaimahasiswa atau selaku agent of change yang seharusnya lebih menyadari atas permasalahanini serta dapat berkonstribusi dalam mewujudkan SDGs 2045 nomor 3 dan 17.

Penulis memberikan usulan berupa platform Alaya Asastayang dimana AlayaAsasta berasal dari Bahasa sansekerta yang memiliki arti, Alaya berarti rumah sedangkanAsasta berarti kesejahteraan, maka sesuai dengan makna yang ada Alaya Assta merupakanplatform yang memanfaatan media sosial Instagram sebagai bentuk rumah kesejahteraan untukmasyarakat Indonesia.

Tujuan adanya platform Alaya Asasta adalah menyediakan konseling yang akandilaksanakan oleh peer conceling yang nantinya bisa digunakan para remaja sebagai wadahdalam mencurahkan isi hatinya. Serta bisa menjadikan platform tersebut sebagai perantaradalam mengedukasi masyarakat mengenai kesehatan mental agar tidak salah mengartikan ataumengasusmsikan dirinya terkait penyakit mental dan menjaga kesehatan mental. Dengandemikian salah satu hal yang bisa kita wujudkan untuk mencapai kesejahteraan masyarakatterutama pada remaja.

———— *** ————–

Tags: