Kekurangan Air Landa Warga Pantura, Tanggap Darurat Tunggu SK Bupati Pamekasan

Mobil milik BPBD Kabupaten Pamekasan, pada Tahun 2019 melakukan dropplling air bersih.

Pamekasan, Bhirawa
Sejumlah warga di wilayah Utara Kabupaten Pamekasan, kini sudah ada yang mengalami kekurangan air bersih. Program siaga dan tanggap darurat kekeringan di laksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih menunggu SK Bupati Pamekasan.

Warga Desa Bujur Timur dan Bujur Barat, Kecamatan Batumarmar bercerita, kesulitan air bersih sudah sejak awal Agustus lalu. “Kami semula mengandalkan air bersih dari sumur. Sejak awal Agustus mengambil di sumur bor di Desa Ponjenan, jarak sekitar 5 kilometer,” kata Mat Syafi’i

Ia menuturkan, warga mengambil air di sumur bor, ada yang menggunakan sepeda motor dan ada pula dengan cara membeli kepada pemilik mobil yang memang sudah langganan mendropping air. Sedang Berapa besaran biaya, ini tergantung berapa banyak air yang dibutuhkan.

Syafii menambahkan, dropping air bersih ini sifatnya oleh perseorangan. Bukan dropping dilakukan Pemkab Pamekasan, tanya Bhirawa. Bukan mas, kata Syafi’i. “Kalau dropping air bersih oleh pemerintah atau BPBD dengan tangki warna item itu masih belum mas. Semoga dropping semacam itu juga ada karena warga tidak usah bayar,” harapnya.

Kepala BPBD Kabupaten Pamekasan, Akmalul Firdaus mengatakan, Pamekasan masih mengalami transisi hujan ke kemarau, sejak Juni ke bulan Agustus 2020. Sedang puncak kemarau diperkirakan antara Agustus atau September 2020. “Untuk itu, kami (BPBD, Red) sudah mendata daerah yang terdampak kemarau, yakni sebanyak 11 (sebelah) Kecamatan. Kecamatan Pamekasan dan Pakong, tidak terdampak kekuranga air,” ujarnya.

Dijelaskan, kegiatan dropping air bersih selain menunggu MoU (memori of understanding). Dan rencana kegiatannya akan dilaporkan kepada Bupati Pamekasan agar diterbitkan SK Bupati ttg Siaga dan Tanggap Darurat Kekeringan.

Mengenai jumlah Desa terdampak, Firdaus menyatakan, tunggu saja SK Bupati. Namun Pamekasan untuk terdampaknya mengalami penurunan karena di beberapa wilayah sudah ada sumur bor dan tandon-tandon air.

Sementara Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, ditanya soal SK untuk kegiatan dropping air bersih di kegiatan siaga dan tanggap darurat kekeringan, mengaku sudah ia tandatangani sekitar dua Minggu lalu.

“Sudah, sudah saya tandatangani. Ya tinggal eksen kegiatan. Kalau ngak salah ada 73 atau 78 Desa terdampak kekering. Terdapat di 300 sekian Dusun,” tegas Baddrut, kepada Bhirawa, usai Paripurna DPRD acara penandatanganan nota kesepakatan KUA PPAS Perubahan ABPD Pamekasan Tahun 2020, Kamis (27/8). [din]

Tags: