Konferensi Internasional, Ulama Dunia Kumpul di Ponpes Sukorejo

Bupati Situbondo H Dadang Wigiarto SH saat menyambut kedatangan peserta konferensi international di pendopo Jumat (28/3) malam. [sawawi/bhirawa]

Bupati Situbondo H Dadang Wigiarto SH saat menyambut kedatangan peserta konferensi international di pendopo Jumat (28/3) malam. [sawawi/bhirawa]

(Bupati Bersama Pimpinan SKPD Ikut Sambut Peserta)
Situbondo, Bhirawa
Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, sebagai lembaga pendidikan islam, yang kini diasuh KHR Ahmad Azaim Ibrahimy ini, menggelar konferensi ulama internasional, selama dua hari (29-30/3).
Konferensi  dengan tema “Konsolidasi Jaringan Ulama Internasional dalam Meneguhkan Kembali Nlai-Nilai Islam Moderat”, diikuti para ulama terkemuka dari tujuh Negara  di Timur Tengah.
Sehari sebelumnya menggelar Konferensi International, para ulama tersebut disambut Bupati Situbondo, H Dadang Wigiarto SH bersama pimpinan SKPD di lingkungan Pemkab Situbondo. Sejak pukul 19.00 WIB para ulama yang keluar dari penginapan tersebut menuju pendopo Kabupaten di jalan Kartini no 1, Situbondo, dengan disambut kesenian hadrah. Setelah cukup lama beramah tamah, rombongan para ulama terkemuka tersebut menerima jamuan makan malam.
“Ini sambutan kami kepada para ulama yang akan melakukan konferensi internatiomal di Ponpes Sukorejo,” ujar Bupati dadang Wigiarto, didampingi Kabag Humas, H Sugeng Wiyono, Jumat malam.
Informasi Bhirawa, acara konferensi international membahas  maraknya berbagai aliran islam radikal beberapa dekade terakhir ini. Selain melibatkan ulama dari berbagai negara, konferensi internasional ini juga melibatkan perwakilan Perguruan Tinggi Islam se Indonesia. Konferensi ulama internasional dibuka Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, HE. Esti Andayani.
Sebelum melakukan panel diskusi berbagai isu keislaman, konferensi internasional ini akan diawali  sambutan wawasan keislaman oleh Sekretaris Jenderal International Confrence for Islamic Scholars, ICIS, KH Hasyim Muzadi. Beberapa ulama Timur Tengah yang ikut menjadi pembicara dalam konferensi internasional ini, diantaranya Syeikh Mahdi bin Ahmad As Shumaidai, Mufti asal Irak, Syeikh Wahbah Zuhaily, pakar ilmu fiqih Syiria, Syeikh Abdul Karim Dibaghi, Al jazair; Syeikh Mohammad Jabor Al-Mannai, Qatar,  Bassam Fatih, Duta Besar Syria serta Seikh Khalid Shaheen  El-Ghanim, Qatar,
Menurut Sekretaris Pesantren Sukorejo, Ahmad Fadhail, konferensi internasional ini akan berlangsung selama dua hari. Konferensi ini merupakan rangkaian kegiatan satu abad Pesantren Sukorejo. “Konferensi internasional ini sebagai bentuk perhatian pesantren terhadap perkembangan pemikiran keislaman. Untuk itu Pesantren Sukorejo akan menawarkan konsep keislaman moderat, sesuai pemahaman keislaman yang selama berkembang di Pesantren,” tegas Ahmad Fadhail.
Sementara itu para ulama terkemuka dari sejumlah negara di Timur Tengah, melakukan kajian tentang nilai-nilai islam moderat, di Pondok pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, yang kini genap berusia 100 tahun itu, kembali menjadi saksi sejarah lahirnya rekomendasi pemikiran para ulama dan cendikia muslim, melalui kegiatan konferensi internasional. Para ulama Timur Tengah dan cendekiawan ini mengeluarkan rekomendasi risalah perdamaian untuk dunia, ditengah carut marutnya konflik di sejumlah Negara Islam. Konferensi internasional ulama dan cedikia itu,  juga merumuskan nilai-nilai islam moderat sebagai landasan kehidupan sesama umat islam maupun umat beragama lainnya.
Konferensi internasional ini seolah mengulang sejarah Muktamar 27 tahun 1984 Silam, dimana Pesantren yang didirikan KHR Syamsul Arifin tersebut, menjadi tonggak sejarah penyelamatan ideology Negara, melalui keputusan Nahdlatul Ulama menerima Pancasila sebagai asaz tunggal berbangsa dan bernegara.
Adapun 9 butir rekomendasi yang dihasilkan Konferensi Internasional Ulama dan Cendikia Muslim tersebut, ditandatangani Sekretaris Jenderal Internasional Confrence of Islamic Scholars, KH. Hasyim Muzadi.
“Sembilan butir rekomendasi tersebut, akan dikirim kepada Pemerintah, para ulama dan cendikia agar turut menanamkan nilai-nilai islam moderat. Dengan demikian, setiap umat muslim diharapkan bersikap moderat baik secara kelompok maupun individu” pungkan mantan Ketua PB NU itu. [awi/adv*]

Tags: