Menristekdikti Khawatirkan Kualitas Dosen

Prof Mohammad Nasih

Imbas Keputusan Penurunan Passing Grade
Surabaya, Bhirawa
Terkait keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) tentang adanya penurunan standart kelulusan tes CPNS 2018, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Prof Moh Nasir berharap hal tersebut tidak berimbas pada penurunan kualitas dosen yang diterima. Hal ini menyusul dari hasil tingkat kelulusan tahap seleksi kemampuan dasar (SKD) yang masih rendah, yang berkisar di angka 10 persen.
“Yang penting substansinya. Jangan sampai ini menurunkan kualitasnya. Yang pasti Menristek ingin meninjau soalnya dulu,”ungkap dia.
Pihaknya menegaskan jika Menristekdikti ingin mendapat sumber daya manusia yang berkualitas dengan metode yang fair. Sedangkan menurut dia, penurunan standart kelulusan SKD belum diketahui apakah sudah fair.
“Kalau penurunan ini memberikan perluasan (penerimaan) secara jujur ya fair saja,”urainya.
Menristekdikti, Prof Nasir menambahkan sebagai salah satu solusi, pihaknya menawarkan untuk mengkaji ulang soal dan merubah nilai menjadi nilai absolut yang berarti menggunakan sistem perangkingan. Itu karena pihaknya mendapat banyak laporan dari pendaftar yang berasal dari Perguruan Tinggi ternama yang tak lolos hingga 30 persen. Begitu pun dengan lulusan perguruan tinggi dari luar negeri yang juga banyak tidak lolos.
“Ini masalahnya dimana, ya ini yang ingin kami cek,”kata dia.
Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Nasih mengatakan banyaknya dosen yang tak lolos pada tes CPNS tahun ini bukan disebabkan pada persoalan kualitas dosen. Dari sisi kemampuan bidang pihaknya menilai tidak ada masalah. Akan tetapi, faktor paling besar justru datang dari tes psikologi dan tes kebangsaan.
“Banyak yang jadi ‘korban’ justru datang dari sisi kepribadian dan sisi kebangsaan. Ini yang memang tidam disiapkan oleh mereka. Tapi secara kemampuan bidang saya yakin mereka menguasai itu,” ungkap Prof Nasih.
Sehingga, sambung dia, langkah bijak dalam menentukan aspek non bidang bisa menggunakan sistem yang terbaik.
“Misal formasi prodi tertentu di Unair ada 2 yang melamar 10. Ya kita ambil 4. Jadi di rangking. Karena kita yakin bahwa yang sudah daftar yang nilai tertinggi ini yang terbaik dari yang daftar. Belum tentu tahun depan dibuka lagi akan dapat juga yang sesuai passing grade. Karen untuk dua karakteristik tadi yang memang tidak bisa dipelajari,” ujar dia. Prof Nasih menyakini perihal pengetahuan dan pemahaman kebangsaan pihaknya bisa melakukan pembinaan dengan baik. Karena sebelum menjadi dosen ke perguruan tinggi, setiap kampus menerapkan kebijakan untuk mengambil sumpah jabatan dan pembuatan surat perjanjian.
“Jadi nggak mungkin lah kalau ada gerakan melawan NKRI. Karena di awal sudah disumpah dan dibikinkan surat perjanjian,” pungkas dia. [ina]

Tags: