Pangdam V Brawijaya Perintahkan Koramil Bantu Dropping Air Bersih

Anggota Babinsa turut membantu pendistribusian air bersih dari truk tangki milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD).

(Musim Kemarau 2019 di Jatim)

Surabaya, Bhirawa
Musim kemarau 2019 berdampak pada potensi kekeringan yang terjadi di 24 Kabupaten/Kota di Jatim. Pendistribusian maupun dropping air bersih yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim melalui BPBD Kabupaten/Kota, mendapat pengawalan dan bantuan dari Koramil jajaran Kodam V Brawijaya.
Hal itu dibenarkan oleh Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi. Pihaknya mengatakan, daerah-daerah di Jatim yang mengalami kekeringan maupun banjir, relatif tidak berubah.
Sehingga aparat kewilayahan, seperti Koramil sudah mengantisipasi hal itu dan langsung berkoordinasi dengan BPBD yang ada di daerah setempat.
“Itu sudah rutin dan bukan sesuatu yang tiba-tiba (koordinasi Koramil dengan BPBD setempat). Sehingga aparat kwilayahan, seperti Koramil maupun Babinsa sudah bergerak membantu BPBD dalam pendistribusian air bersih,” kata Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi kepada Bhirawa, Kamis (27/6).
Wisnoe mengaku, koordinasi yang dilakukan Koramil dengan BPBD setempat rutin dilakukan. Terlebih saat akan terjadi bencana, otomatis aparat kewilayahan sudah melakukan koordinasi.
Seperti kekeringan, kepada Bhirawa Wisnoe memastikan bahwa Koramil jajaran Kodam V Brawijaya sudah pasti membantu BPBD dalam upaya pendistribusian air bersih.
“Intinya, begitu ada bencana kemarau maupun banjir, aparatur setempat akan otomatis melakukan tindakan dan kerjasama. Bahkan untuk bencana kekeringan ini, masing-masing daerah sudah jalan semua,” jelasnya.
Alumnus Akmil 1986 ini menambahkan, jika nantinya di daerah setempat mengalami kesulitan. Maka secara berjenjang Koramil jajaran akan melapor ke Kodam V Brawijaya. Dari Kodam akan memberikan bantuan sesuai dengan kesulitan yang dihadapi aparat kewilayahan.
“Kalau memang membutuhkan dukungan, baru mereka akan melapor ke Kodam. Tapi selama ini hal tersebut bisa diatasi oleh aparat kewilayahan,” tegasnya.
Seperti diberitakan Bhirawa, BPBD Jatim melalui BPBD Kabupaten/Kota, per hari mulai mendistribusikan 6.000 liter air bersih di awal musim kemarau ini. Hal itu dikarenakan dari 38 Kabupaten/Kota di Jatim, sebanyak 24 Kabupaten, 180 Kecamatan dan 566 Desa berpotensi rawan kekeringan.
Bahkan dari 566 Desa dipetakan lagi, yakni 199 Desa tidak ada potensi air, artinya tidak ada persediaan air dan sumber air juga tidak ada.
Sementara di 367 Desa masih ada potensi airnya. Dari 566 Desa, daerah atau Desa yang paling banyak berpotensi yaitu 67 Desa di Kabupaten Sampang. Sementara di Tuban ada 55 Desa, dan Ngawi, Pacitan, Lamongan ada 45 Desa. Jika dipetakan setiap Bakorwil, maka Bakorwil Madiun ada 42 Kecamatan dan 138 Desa yang terimbas. Bakorwil Bojonegoro ada 51 Kecamatan dan 164 Desa.
Sedangan di Bakorwil Malang ada 19 Kecamatan dan 47 Desa yang terimbas. Selanjutnya Bakorwil Pamekasan ada 40 Kecamatan dan 56 Desa. Disusul Bakorwil Jember ada 28 Kecamatan dan 61 Desa terimbas.
Berdasarkan surat dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) perihal prakiraan cuaca, Juni ini sudah masuk musim kemarau. Sedangkan puncaknya (kemarau) terjadi pada Agustus mendatang. [bed]

Tags: