Pasien Covid-19 Keluhkan Tak Ada TV dan Kipas

Nawawi, Kepala Desa Grujugan Kidul Kecamatan Grujugan Bondowoso. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Seorang pasien positif Covid-19 yang beralamat Desa Grujugan Kidul, Kecamatan Grujugan, mengeluhkan fasilitas ruang isolasi di RS Paru Pancoran. Jangankan televisi, kipas angin saja tidak ada.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Desa Grujugan Kidul, Nawawi, yang mengaku heran atas pengakuan warganya. Sebab, saat peninjauan ruang isolasi kampung tangguh pihaknya ditegur keras oleh tim penilai karena tidak terdapat televisi sebagai media hiburan agar pasien tidak jenuh.

“Ternyata di tempat ruang isolasi warga saya yang kena Covid malah nggak ada TV dan kipas anginnya,” ungkap Nawawi saat dikonfirmasi, Selasa (8/9).

Hal yang demikian itu kata Nawawi, ternilai terbalik tak seperti saat ada penilaian Kampung Tangguh Covid-19. Dimana dalam penilaiannya, di ruang isolasi diwajibkan ada TV untuk memberikan hiburan pada pasien.

“Saat kami ikut Kampung Tangguh kemarin, karena di ruang isolasi tak ada TV. Relawan dimarahi sama petugas dari kabupaten,” akuinya.

Untuk itu pihaknya berharap, jika terdapat warga yang dinyatakan positif terpapar Covid-19, maka perawatan dan kondisi ruang isolasi benar-benar dipersiapkan.

Sementara itu saat dikonfirmasi, Plt. Direktur RSUD Koesnadi Bondowoso, dr. Yus Priyatna menerangkan bahwa pelayanan isolasi untuk pasien Corona hanya menyediakan kelas 3. Sedangkan untuk ruangan yang terdapat TV dan kipas untuk kelas 2 keatas.

“Pasien Covid itu tidak ada kelasnya. Semua kelas 3,” jelasnya singkat.

Menurutnya, ruang isolasi di rumah sakit berbeda dengan kampung tangguh yang dikelola warga. “Kalau rumah sakit beda pelayanannya karena memang sebagai tempat perawatan,” lanjutnya.

dr. Yus Priyatna menjelaskan, meskipun ruang isolasi di Rumah Sakit tidak ada TV dan kipas angin, pasien diperbolehkan untuk membawa handphone sebagai media hiburan.

“Jadi kalau mau bawa kipas, ya silahkan minta bawakan keluarga,” pungkasnya. [san]

Tags: