Petasan Renggut Satu Korban Jiwa

Main Petasan1Surabaya, Bhirawa
Mesk sudah ada larangan dari kepolisian tentang penggunaan petasan dan kembang api saat Ramadan, tidak membuat anak-anak di Kota Pahlawan meninggalkan permainan bahan berbahaya ini. Dari pantauan di RSUD dr Soetomo terdapat dua anak yang dirawat dan satu meninggal akibat terkena petasan. Dua anak yang dirawat berinisial I (6 tahun) dan berinisial M (5 tahun) dan H (7 tahun) meninggal dunia.
Kepala IRD RSUD dr Soetomo,, dr Urip Moertedjo, Sp BKL (K), Med mengatakan korban pertama yakni inisial I anak berusia 6 tahun asal Lasem. I dirujuk ke IRD RSUD dr Soetomo dan langsung mendapatkan perawatan klinis agar kondisi matanya membaik. Tidak lama kemudian, I pulang dengan membawa obat mata.  “Cuma kena erosi mata setelah itu anaknya pulang,” kata dr Urip.
Begitupula dengan korban pertama yang berumur 5 tahun yang dirujuk ke IRD RSUD dr Soetomo pada awal puasa. Pasca mendapatkan perawatan ringan di klinis IRD RSUD dr Soetomo, korban asal Manukan tersebut langsung pulang.. “Kita bersihkan matanya segera. Jika dibiarkan percikan belerang di mata akan menyebabkan kebutaan,” ungkapnya.
Sementara untuk korban ketiga adalah H yang berusia 7 tahun mininggal kemarin (7/7). H meninggal dunia setelah menghirup banyak asap meriam bambu (mercon bumbung). H yang berasal dari Krian Sidoarjo meninggal dunia. ”Yang jadi perhatian adalah H karena dengan bermain petasan ia meninggal dunia,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, meski  kedua korban anak-anak kondisinya sudah pulih, masyarakat harus harus tetap waspada dengan penjual petasan dan kembang api. Sebab, setelah dilarang kepolisian,  namun masih banyak masyarakat, terutama anak-anak yang bermain petasan, kembang api dan lain-lainnya.
Urip memberi peringatan keras itu lantaran potensi pasien korban  petasan bisa saja meningkat. Pada tahun 2013, ada 26 korban petasan. Salah satunya meninggal. Jumlah itu naik 2 kali lipat dibandingkan tahun 2012 yang hanya 13 orang. “Biasanya korban mercon banyak kala hari-hari terakhir puasa atau lebaran tiba,” ungkapnya.
Kendati tidak sebahaya mercon tapi kembang api cukup berbahaya. Menurut mantan humas RS dr Soetomo itu kembang api berisi campuran belerang dan arang kayu.  Bahkan, ada kembang api yang mengandung mesiu sehingga jika terkena tubuh sangat membahayakan.
”Terbukti kembang api juga dapat menelan korban. Jadi tidak melihat apakah petasan (mercon red) atau kembang api semua dapat mengakibatkan korban,” jelasnya.
Menanggapi pernyataan di atas salah satu warga Surabaya, Yoyok mengaku sebagai orang tua dirinya kesulitan jika anaknya selama bulan ramadan tidak bermain petasan. Menurutnya, dengan banyaknya penjual petasan membuat anak-anak dengan mudah membelinya. ”Sebagai orang tua kita sudah melarang, akatetapi namanya anak-anak tetap saja nekad untuk membeli meski sudah dilarang,” ucapnya. [dna]

Rate this article!
Tags: