Rancang JPO Ramah Difabel

Nafi Maula Abdullah (Kiri), Afif Argadipa Alfiansyah, dan M Ali Burhan saat meraih juara 2 Lomba Gambar Teknik di Politeknik Negeri Malang.

Selain Kenyamanan, Tekankan Aspek Biologis dan Energi Terbarukan
Surabaya, Bhirawa
Sedikitnya fasilitas publik yang ramah terhadap disabilitas, terkadang mengubur hak mereka untuk memperoleh pelayanan yang sama. Seperti pada fasilitas jembatan penyeberangan orang (JPO) yang masih kurang bersahabat dengan penyandang disabilitas.
Oleh karena itu, tiga mahasiswa Teknik Infrastuktur Sipil ITS Surabaya melakukan inovasi sustainable Desaign. Mereka adalah Nafi Maula Abdullah, M Ali Burhan dan Afifi Argadipa. Tergabung dalam tim yang berjuluk CT Generation II ini, pihaknya menekankan empat aspek dalam rancangan JPO yang ramah difabel dan lingkungan.
Ketua tim Nafi Maula, menjelaskan, aspek pertama yang ditekankan adalah kenyamanan. Jika biasanya akses JPO hanya ditunjang dengan tangga, namun pihaknya mendesai dengan membangun lantai miring pengganti tangga untuk memudahkan akses difabel.
“Lantai ini dibuat dengan kemiringan 20 derajat, sesuai dengan peraturan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dan kami tidak menggunakan lift karena biaya pembangunan tidak ekonomis,” ujar dia.
Uniknya, lanjut Nafi, di samping fungsi utamanya untuk menyeberang, jembatan ini juga dirancang untuk dapat memanen energi terbarukan dengan memanfaatkan kedua musim yang ada di Indonesia.
“Kami menaruh delapan buah panel surya yang terpasang di atas atap jembatan untuk membendung panas matahari pada musim kemarau,” katanya.
Adapun untuk musim hujan, tim CT Generation mletakkan turbin pada talang air yang nantinya akan digerakkan oleh air hujan. Energi yang tersedia di alam nantinya akan diubah menjadi listrik. Sistem tersebut mampu mencapai efisiensi hingga 60 persen. Selain itu, pihaknya juga menggunakan profil baja WF400 yang dimensinya tidak terlalu besar. namun, tetap kuat untuk memikul besranya beban.
“Sempat bingung sebenarnya saat akan menentukan profil baja. Akhirnya kami pilih baja itu dengan lendutan (lekukan ke bawah, red) sekitar tiga meter,”ujarnya.
Tim tersebut juga mempertimbangkan aspek biologis dalam perancangan JPO ramah difabel. Yakni, analisa terkait tingginya polusi udara jalan raya yang ditekankan dengan cara menanam tanaman lidah mertua.
“Tanaman ini memiliki bunga yang mekar pada malam hari dan terbukti efektif untuk menyedot polusi udara,”tambah M Ali Burhan.
Dengan rancangan mendetail tersebut, desain JPO garapan mereka berhasil menyabet juara dua pada kompetisi Lomba Gambar Teknik Nasional yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Malang, beberapa waktu yang lalu. [ina]

Rate this article!
Rancang JPO Ramah Difabel,5 / 5 ( 1votes )
Tags: