2016, Ekonomi Jatim Tumbuh 5,55 Persen

Surabaya, Bhirawa
Tahun 2016, perekonomian Jatim tercatat tumbuh sebesar 5,55 persen. Angka ini jauh lebih baik dibanding pertumbuhan ekonomi nasional 2016 yang tercatat 5,02 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, mengatakan, dari sisi kategori, semua kategori aktivtivats perekonomian tumbuh positif. Tertinggi terjadi pada kategori pertembangan dan penggalian yang tercatat tumbuh 14,18 persen. Berikutnya diikutiĀ  oleh kategori penyediaan akomodasi dan makanan minuman yang tumbuh sebesar 8,49 persen.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh aktivitas ekspor yang tercatat sebesar 12,83 persen.
“Secara year on year (yoy), ekonomi Jatim pada triwulan IV tahun 2016 dibanding triwulan IV 2015 tercatat 5,48 persen. Ini artinya melambat bila dibandingkan dengan 2015 yang tercatat 5,71 persen,” kata Teguh Pramono saat konferensi pers di kantornya, Senin (6/2).
Sedangkan secara quarter to quarter (q to q), perekonomian Jatim pada triwulan IV 2016 mengalami kontraksi -2,04 persen dibanding triwulan III 2016.
Lebih Lanjut dikatakan Teguh, dari sisi produksi, sebagian besar lapangan usaha tumbuh positif, kecuali lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, mengalami kontraksi -25,58 persen. Ini diikuti oleh perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor yang kontraksinyatercatat 1,20 persen.
“Jika diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga dasar berlaku, perekonomian Jatim 2016 tercatat Rp 1.855,04 triliun. Sementara jika diukur atas dasar harga konstan ekonomi Jatim mencapai Rp 1.405,25 triliun,” paparnya.
Teguh menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Jatim juga diukur dari indikator pendapatan per kapita. Untuk Jatim pendapatan per kapita tahun 2016 lebih tinggi dari sebelumnya. Secara berurutan Tahun 2014 sebesar Rp 39,83 juta, tahun 2015 sebesar Rp 43,58 juta, dan tahun 2016 sebesar Rp 47,49 juta.
Sementara pendapatan per kapitan nasional, secara berurutan tahun 2014 sebesar Rp 41,92 juta, tahun 2015 sebesar Rp 45,14 juta, dan tahun 2016 sebesar 47,95 juta. Melalui angka pendapatan perkapita Jatim dan nasional, ini artinya pendapatan per kapita Jatim sudah mendekati nasional. Bahkan diprediksi jarak angka pendapatan tersebut terus menyempit. “Melalui perbandingan angka pendapatan perkapita tersebut, diprediksi pendapatan per kapita Jatim akan terus membaik,” ujar Teguh. [rac]

Tags: