2016, Enam Kampung Siaga Bencana Terbentuk

kampung-siaga-bencanaPemprov Jatim, Bhirawa
Pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) di Jatim terus dilakukan sejak dari tahun 2010 lalu, dan tahun ini ada enam KSB akan diselesaikan sampai bulan Desember. Enam KSB yang dibentuk tahun ini berlokasi di wilayah Kab Ngawi, Kab Bojonegoro, Kab Magetan, Kab Ponorogo, dan Kab Sampang.
Pembentukan KSB Kecamatan Kewadungan Kab Ngawi dan KSB Kecamatan Balen Kab Bojonegoro dari APBD I, sedangkan KSB Kecamatan Kartoharjo Kab Magetan dari APBD II. Kemudian, KSB Kecamatan Ngebel Kab Ponorogo dan KSB Kecamatan Gondang Kab Bojonegoro dari APBNP . Selanjutnya, KSB Kota Sampang dari Anggaran Dekonsentrasi.
Koordinator Tagana Jatim, Alex mengatakan, KSB juga masih belum banyak terbentuk di daerah lainnya, seperti Lamongan, Nganjuk, Tulungagung, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Gresik, dan Jombang.
”Daerah itu ada yang mempunyai titik titik rawan bencana juga,” katanya.
Dikatakannya, dalam pembentukan KSB tentunya juga ada beberapa kendala yang mesti dihadapi. Selain saat pelaksanaan ada pergantian petugas KSB, selain itu ada beberapa KSB pada saat pembentukkannya tidak dihadiri Bupati. Dampaknya dalam perkembangannya, KSB kirang mendapatkan perhatian dan juga kurang adanya jalinan komunikasi dengan pemerintah daerah setempat.
Harapan ke depan, untuk bisa mendapatkan output kinerja yang dapat dukur, maka program pengembangan KSB bersinergi dengan kegiatan yang berkesinambungan salah satunya dengan adanya forum KSB yang difasilitasi pemerintah pusat maupun provinsi.
”Disitulah nanti akan ada saling tukar pengalaman dan informasi antar KSB, misalkan laporan kegiatan triwulan baik pra maupun paska bencana. Selain itu cara menggali dana untuk KSB, salah satunya membuat proposal mendukung lumbug sosal. Kalau bisa ke depan juga ada lomba kinerja KSB tingkat provinsi maupun nasional,” katanya.
Sekedar diketahui, KSB adalah model pendekatan penanggulan bencana berbasis masyarakat untuk berubah pola pikir dan pola tindak masyarakat dalam penanggulan bencana yaitu melalui upaya mempersiapkan masyarakat agar lebih mampu mengelola kerentanan, ancaman dan resiko diwilayahnya sesuai potensi lokal melalui proses perencanaan, pengorganisasasian, penyelenggaraan dan pengendalian.
Melalui kegiatan KSB ini diharapkan dapat terkondisi masyarakat yang berdaya dan lebih siap sebagai subjek maupun objek pembangunan, karena masyarakat akan ditempatkan sebagai pihak pertama dan utama dalam penanggulan bencana sebelum datangnya batuan lain. [rac]

Tags: