725 Sapi di Gresik Terserang PMK Butuh Status KLB

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) saat kunjungan kerja ke Kabupaten Gresik, Jatim, Selasa (10/5). Foto (ANTARA/Abdul Malik Ibrahim)

Gresik, Bhirawa
Sebanyak 725 ternak sapi di Kabupaten Gresik, Jatim terserang penyakit mulut dan kuku (PMK), dengan 13 ekor di antaranya mati, dari total populasi sapi di kandang yang diidentifikasi sebanyak 959 ekor oleh Dinas Pertanian setempat, sehingga diperlukan status kejadian luar biasa (KLB).
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, Eko Anindito Putro di Gresik, mengatakan, ratusan ternak sapi yang terjangkit PMK itu terdeteksi di tujuh kecamatan, seperti Wringinanom, Driyorejo, Kedamean, Menganti, Benjeng, Balongpanggang dan Cerme.
Ia mengatakan, PMK hanya menyerang ternak, dan manusia menjadi perantara virus ini untuk menular ke ternak yang masih sehat.
Untuk mengantisipasi penyebarannya, kata dia, Pemkab Gresik telah melakukan pembatasan area ternak, seperti menutup sejumlah pasar hewan, tujuannya untuk memutus rantai penyebaran penyakit.
“Pasar hewan menjadi salah satu pintu masuk penyebaran PMK. Sehingga mobilitasnya harus dibatasi. Sapi yang di dalam jangan sampai keluar dan yang di luar jangan sampai masuk agar tidak menular ke sapi sehat,” kata Eko, Selasa (10/5).
Saat ini, kata Eko, Dinas Pertanian telah berkoordinasi dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) untuk membantu penanganan di lapangan. Ia mengakui, jumlah dokter hewan yang ada di instansi pemerintah tidak sebanding dengan jumlah kasus yang ada, dan dibutuhkan status kejadian luar biasa (KLB).
Pada kesempatan itu Eko Anindito Putro meminta peternak di wilayah setempat untuk sementara tidak mendatangkan hewan baru dari luar kota untuk mencegah penyebaran PMK.
“Kami telah mengeluarkan surat edaran yang meminta agar para peternak tidak mendatangkan hewan baru, sebab penularannya cukup cepat. Virus PMK bisa bertahan hingga 40 hari di dalam diri hewan dengan masa inkubasi tiga sampai empat minggu. Saat ini kami terus melakukan penelusuran sejauh mana penyebarannya,” katanya.
Sementara itu Medis Veteriner Dinas Pertanian Kabupaten Gresik drh Budi Santoso menegaskan, pihaknya terus melakukan penelusuran untuk memantau penyebaran PMK agar tidak semakin meluas.
Selain itu, juga melakukan penanganan terhadap sapi-sapi yang terpapar dengan menyuntikkan vitamin dan antibiotik, dan sapi yang sakit diisolasi terpisah dengan sapi sehat. [ant.wwn]

Tags: