Ajari Anak Panti Belajar Bahasa Inggris Menyenangkan

Duta Bahasa (kanan) dan Komunitas Polyglot Indonesia (kiri) dalam memberikan pelatihan kepada anak Panti Pesantren Muhammadiyah Kenjeran, kemarin (28/12).

Surabaya, Bhirawa
Beragam cara dilakukan untuk menciptakan suasan belajar yang menyenangkan. Seperti yang dilakukan sejumlah mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya kepada anak-anak panti asuhan untuk belajar berbahasa Inggris.
Mengusung konsep belajar di luar kelas, Duta Bahasa UM-Surabaya menunjukkan sejumlah inovasinya dalam proses belajar mengajar. Kepala Pusat Bahasa UM-Surabaya Waode Hamsiah menerangkan, program ini dikemas secara menyenangkan dengan berbagai macam game kreatif dan inovatif. Sehingga, para peserta termotivasi belajar bahasa asing.
“Tentunya, gamenya dalam berbahasa inggris yang mudah dimengerti dan dipahami anak-anak disini” tuturnya saat di temui di area Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis (28/12).
Menurut Waode, pemilihan Tugu Pahlawan sebagai objek pembelajaran tahun ini dimaksudkan agar para peserta bisa mengeksplorasi titik-titik menarik di area Tugu Pahlawan. Selain itu, sebagai sarana edukasi bagi arek-arek Surabaya untuk mengenali sejarah, keunikan, dan potensi yang dimiliki kota Pahlawan. “Alhamdulillah, pusat bahasa bekerjasama dengan polyglot untuk program exploring Surabaya” tutur selaku.
Menurutnya, kerjasama duta bahasa dengan Polyglot Indonesia dinilai tepat karena visi misi keduanya yang hampir sama. Pusat Bahasa UM-Surabaya bergerak di bidang pembelajaran masyarakat, khususnya pembelajaran bahasa asing. Sedangkan komunitas Polyglot merupakan anak-anak muda yang mahir dalam berbagai bahasa asing. Mereka tidak hanya penyuka bahasa asing melainkan juga mempelajari budaya asing. “Hal tersebut sangat berkaitan dengan program exploring Surabaya Charity”, tambahnya.
Pusat Bahasa UM-Surabaya merupakan lembaga yang dimiliki UM-Surabaya fokus pada program pembelajaran untuk mahasiswa maupun akademisi yang berada dilingkungan UM-Surabaya. Selain itu, UM-Surabaya juga melayani program pembelajaran masyarakat di bidang, pembelajaran bahasa asing. Pusat bahasa UM-Surabaya juga dikenal dengan sebutan LPG (Learning, Promoting, Guilding). LPG sendiri mempunyai berbagai program antara lain program learning sebagai pembelajaran, pelatihan dan pengujian bahasa. Program Promoting sebagai sarana untuk melaksanakan beberapa kegiatan pembelajaran, pelatihan dan pengujian bahasa (promosi kampus). Program Guiding sebagai kegiatan yang di handle Duta Bahasa yang mahir berbahasa asing untuk menjadi fasilitataor dalam kegiatan language Club (English dan Arabic).
Dalam kegiatan yang bertemakan “When Languages Meet Charity (W-Lamy)” Duta Bahasa mengundang panti asuhan pesantren Muhammadiyah Kenjeran. Sekitar 28 peserta yang hadir dalam kegiatan charity ini. Mulai dari siswa SD, SMP hingga SMA.
Ditemui dalam tempat yang sama, Dian Jayadi Arifin yang merupakan kelas 9 SMP Muhammadiyah 15 Surabaya menuturkan bahwa dirinya senang dengan kegiatan seperti ini karena bisa termotivasi dari kegiatan tersebut. “Saya antusias dengan kegiatan ini. Sekaligus termotivasi bisa mengetahu beberapa bahasa” ungkapnya
Siswa yang bercita-cita menjadi astronot ini, menambahkan bahwa ini pertama kalinya dia mengikuti kegiatan Charity mahir berbahasa inggris.
Selain itu, Faris Hidayat Rizal, yang merupakan siswa kelas 12 SMA Muhammadiyah 10 Genteng juga mengungkapkan hal yang sama dengan Dian Jayadi teman di lingkungan pesantren nya. “Saya ingin ikut acara seperti ini lagi agar bisa berbahasa inggris dengan fasih” ujarnya.

Ajak Semua Kalangan Belajar Bahasa Asing
Belajar memang tidak mengenal waktu, tempat dan usia. Belajar bisa dilakukan dimana saja. Hal tersebut yang sedang digalakkan oleh Duta Bahasa dan Polyglot Indonesia.
Ketua Polyglot area Surabaya Denny Febria Kusuma menuturkan, komunitasnya sangat tersanjung bekerjasama dengan pihak UM-Surabaya. Di sisi lain, program yang digalakkan Duta Bahasa juga hampir sama dengan visi misi kami, ujarnya. Polyglot sendiri merupakan komunitas yang bergerak dibidang pembelajaran lintas bahasa (bahasa asing) sekaligus kumpulan penyuka bahasa dan budaya asing. Setiap bulannya, internal polyglot mengadakan pertemuan rutin satu bulan 2x. Di mana dalam pertemuan ini, setiap anggota komunitas di masing-masing bahasa yang digeluti melakukan sharing bersama dengan rekannya dibidang yang sama.
“Jika teman-teman menyukai bahasa inggris, dia harus berkumpul dengan penyuka bahasa inggris. Dan tema yang dibahas juga berbeda-beda, tergantung momennya” terang Denny.
Denny menuturkan, Polyglot bergerak dibidang sosial yang akan selalu mengajak semua kalanagan masyarakat mahir berbahasa asing. Menurutnya, kegiatan semacam ini, sangat berkesan bagi komunitasnya. “Kegiatan ini bagus. Segmentasinya cukup unik” Tuturnya. [ina]

Tags: