Aku Pasti Bisa Menulis Fiksi

Bisa Menulis FiksiJudul         : Aku Bisa Nulis Fiksi
Penulis     :  Joni Ariadinata
Penerbit    : Diva Press
Terbit         : 2016
Tebal         :  456 Halaman
ISBN          : 978-602-255-457-6
Peresensi : Ngarjito Ardi Setyanto
                      Penikmat buku di LABeL Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga.

Menulis adalah bekerja untuk keabadian, Pram pernah menulis seperti. Bagaimana menulis tidak hanya sebagai ungkapan apa yang terjadi di sekitar kita, tetapi menulis adalah pekerjaan yang membawa seseorang tetap abadi sepanjang waktu. Pembuktian kehebatan menulis tidak hanya sebatas kata-kata, tetapi sudah terbukti. Misalnya kita mengenal Rumi lewat karya-karyanya, meskipun kita tidak pernah melihat secara fisik siapa dia. Dia tetap abadi di benak kita, meskipun jasadnya dimakan waktu.
Demi mencapai tulisan yang abadi, tidak sekedar menulis. Banyak tulisan yang bertebaran di mana-mana, tetapi sedikit tulisan yang abadi. Salah satu buku yang membahas agar tulisan kita tetap abadi sepanjang waktu, karya Joni Ariadinata, seorang Redaktur Majalah Sastra Horison. Latar belakang penulis adalah seorang cerpenis, dan redaktur majalah sastra membuatnya tau bagaimana menciptakan sebuah karya fenomenal.
Unsur paling penting menciptakan tulisan yang abadi adalah bahasa. Bahasa unsur utama dalam penciptaan sebuah karya. Karya harus mengenal rasa bahasa. Rasa bahasa diciptakan dengan kreativitas, kenakalan, serta keliaran dalam memperlakukan amat bahasa diperlukan seorang pengarang (halaman 210). Caranya bisa beragama, dari mulai penciptaan berbagi metafora, perbandingan-perbandingan, personilifikasi, omomatope, peribahasa, hingga (jika diperlukan) seorang pengarang dapat menciptakan kosakata baru. Di dalam teori sastra kenal dengan teori sastra dikenal apa yang dinamakan diksi, imajeri, dan sintaksis.
Perangkat kata-kata di dalam karya sastra berbeda dengan perangkat kata-kata biasa di dalam komunikasi sehari-hari, maka dalam karya sastra, pengarang dibebaskan untuk membentuk pola-pola sendiri, tanda baca sendiri, bahkan penyimpang-penyimpang dari kaidah yang lazim sepanjang penyimpangan tersebut bisa dipertanggungjawabkan pengarangnya untuk tujuan estetika. Di dalam ilmu sastra, dikenal adanya istilah lincentia poetika, yakni kebebasan pengarang untuk merombak dan menyimpang dari kaidah bahasa yang telah ditentukan bahkan bila dimungkinkan seorang pengarang bisa menciptakan atau memunculkan kata-kata baru (halaman 211).
Pada dasarnya, setiap karya yang bertanggung jawab selalu melakukan upaya propaganda. Dalam bahasa TS. Eliot, propaganda yang dimaksud adalah segala macam usaha yang dilakukan dengan cara sadar untuk mempengaruhi pembaca agar menerima sikap-sikap tertentu. Untuk itulah, konsep karya sastra paling terkenal kemudian disuarakan Edgar Allan Poe (salah satu penyair dan cerpenis pada priode ranaisans di Amerika) sebagai sastra berfungsi menghibur, dan sekaligus mengajarkan sesuatu (halaman 377).
Menulis bukan sekadar merangkai huruf demi huruf menjadi sebuah kata maupun kalimat. Menulis merupakan seni untuk mengekspresikan diri dan membagikan pengalaman maupun pemikiran melalui setiap rangkaian kalimat. Menulis dengan rasa, tidak hanya membuat kita abadi dalam karya, tetapi keabadian itu bisa dirasakan tatkala kita masih hidup.
Menulis yang dilakukan dengan sepenuh hati, apa yang ada dialami pikiran dan kegiatan menulis dilakukan dengan rutin, juga dapat mengatasi trauma atau emosi dalam penghalang kerja. Karena, dalam perjalanan suatu pekerjaan seseorang tidak dapat berjalan dengan harapan, banyak rintangan yang dapat mengganggu dan mengacaukan pikiran seseorang dalam waktu yang tidak terbatas. Dengan menulis, seseorang bisa meluapkan dan meringankan gangguan tersebut, agar pikiran bisa mengurangi bebannya.
Beberapa tahun lalu, James Pennebaker adalah psikolog yang dikenal sebagai penulis dan penggagas mengenai manfaat tulisan dalam menyembuhkan trauma emosional. Dalam tulisannya, James bahkan menyebutkan kalau tulisan yang berupa ungkapan hati pribadi seseorang bisa meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Dalam penelitian lain, bahkan ditemukan bahwa asma dan arthritis  dapat diredam dan diperbaiki dengan metode menulis seperti ini.
Secara filosofis, langkah menulis memberi jarak antara kita sendiri dan masalah yang sedang dihadapi. Karenanya, seluruh pengalaman bisa dilihat lagi dengan jelas dan kita menjadi tidak terobsesinya olehnya. Dengan mengambil jarak inilah, proses penyembuhan berlangsung.
Dalam buku ini tidak hanya dihadirkan teori-teori semata, tetapi juga dihadirkan contoh-contoh tulisan yang diciptakan dengan bahasa, rasa dan hati. Tidak hanya itu, latar belakang penulis seorang cerpenis terkenal, maka iya menghadirkan bahasa pembahasan dengan kata-kata yang santai dan berlimpah kosakata. Selamat menulis. Selamat membaca. Selamat dikenang keabadian.

                                                                                                                  ———- *** ———-

Rate this article!
Tags: