Aminah Hadi Sambang Posyandu di Lima kelurahan dan Serahkan Sarpras

Ketua TP PKK Aminah Hadi serahkan Sarrpras pada 6 Posyandu.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkot Probolinggo, Bhirawa.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Probolinggo, Aminah Hadi Zainal Abidin meninjau 6 posyandu dalam kegiatan “Sambang Posyandu” di 5 kelurahan. Aminah turun langsung melihat kegiatan posyandu seperti penimbangan, pemberian makanan tambahan dan simulasi perkembangan anak yang dilakukan oleh para kader.

Keenam posyandu tersebut adalah Posyandu Anggrek Kelurahan Kanigaran, Posyandu Mawar Kelurahan Jrebeng Lor, Posyandu Dahlia dan Posyandu Anggrek Kelurahan Jrebeng Kulon, Posyandu Permata Kelurahan Jrebeng Wetan dan Posyandu Nuri Kelurahan Kareng Lor.

Aminah, Rabu (19/10) menuturkan tujuan kedatangannya untuk bersilahturahmi sekaligus menyerahkan sarana prasarana berupa timbangan digital untuk bayi agar bayi yang ke posyandu mendapatkan pengukuran dan penimbangan yang akurat.

“Ke depannya akan ada loker dan meja kursinya. Insyaallah dengan sarana prasarana yang lengkap akan menambah semangat dan ibu-ibu semakin rajin membawa balitanya ke posyandu,” tuturnya.

Dihimbau agar para ibu membawa putra dan putrinya yang masih berusia balita ke posyandu secara rutin, supaya menjadi anak yang sehat dan berkualitas. Dengan semakin lengkapnya sarana dan prasarana di posyandu, semakin memotivasi kader untuk lebih aktif dalam menyelenggarakan posyandu, mengadakan kunjungan rumah dan membuat inovasi yang menarik di posyandu. Aminah juga mengingatkan agar tertib administrasi terutama administrasi yang ada di posyandu.

“Ada 2 posyandu di Posyandu Anggrek Kelurahan Jrebeng Kulon dan Posyandu Nuri di Kareng Lor dengan inovasi memberikan hadiah untuk para ibu-ibu balita yang hadir. Jadi ini bisa menambah semangat,” ujarnya.

Aminah mengapresiasi atas peran dan kerja keras para kader posyandu dalam menopang keberhasilan program pemerintah khususnya di bidang kesehatan.

“Berdasarkan dari data Dinas Kesehatan bahwa cakupan BIAN sudah mencapai 100 persen. Hal ini sangat luar biasa atas kerja sama dan usaha keras serta keterlibatan dari berbagai lintas sektor dari kecamatan, kelurahan, Babinsa dan Babinkamtibmas serta tokoh agama dan tokoh masyarakat, akhirnya BIAN bisa berjalan dengan sukses,” urainya.

Masyarakat tetap menjaga kesehatan, meningkatkan imunitas tubuh, menjaga lingkungan dan memberikan makanan yang bergizi kepada balita agar tidak stunting. “Semoga posyandu balita semakin maju sehingga akan tercipta generasi penerus yang sehat dan cerdas di Kota Probolinggo,” harapnya.

Sementara itu Plt Kepala Dinas Kesehatan P2KB, NH. Hidayati mengungkapkan kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari visi dan misi Wali Kota Probolinggo untuk meningkatkan kualitas posyandu dalam kegiatan “Sambang Posyandu”.

“Baik dari PKK, Dinas Kesehatan P2KB dan lintas sektor terkait, mengadakan pembinaan sekaligus menengok kegiatan yang ada di posyandu. Bagaimana kondisi sebenarnya yang ada di posyandu. Dan juga bersamaan dengan adanya sarana prasarana posyandu yang akan diberikan kepada semua posyandu, walaupun secara bertahap,” ungkapnya.

Terkait BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) seperti yang disampaikan Ketua TP PKK, menurutnya dr. ida-sapaan akrabnya, terdapat beberapa jenis vaksin dalam BIAN yaitu MR, IPV, OPV dan lainnya yang sudah dimulai sejak bulan juli lalu.

“Alhamdulillah untuk Kota Probolinggo cakupannya sudah 100 persen. Harapannya dengan BIAN dan sambang posyandu ini akan meningkatkan kualitas posyandu, sehingga derajat kesehatan masyarakat di Kota Probolinggo juga akan semakin meningkat mulai dari anak hingga dewasa nanti,” tuturnya.

Dalam bidang Mengelola Program Kesehatan, Kelestarian Lingkungan Hidup dan Perencanaan Sehat. Permasalahan stunting menjadi agenda yang juga terus dibenahi dalam rangka menurunkan stunting di Kota Probolinggo.

Stunting, kata Ketua Pokja IV PKK Kota Probolinggo sekaligus Kepala Dinkes P2KB dr NH Hidayati, tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang dibawah rata-rata dan bisa berakibat pada prestasi sekolah yang buruk.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi. Untuk itu penanganan stunting terus dilakukan secara maksimal, karena menyangkut kecerdasan dan produktivitas sebagai generasi penerus bangsa.

Sementara itu, perempuan yang akrab disapa dokter Ida itu juga menyampaikan terkait kegiatan yang dilakukan Ketua TP PKK dan rombongan pagi tadi, adalah meningkatkan sarpras posyandu, yang dikhususkan pada 45 posyandu kategori strata pratama dan madya.

Atas dasar 8 indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat kemandirian posyandu, posyandu dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan. Intervensi untuk masing-masing tingkatan tidak sama.

Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
Lalu, posyandu pada tingkat madya. Posyandu kategori ini, sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian kegiatan posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya.

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan sarpras posyandu. Salah satu penyebab dari strata itu adalah fasilitas sarana prasarana posyandunya yang masih kurang. Terbukti dengan adanya beberapa posyandu yang meja kursinya kurang, bahkan ada yang sampai meminjam ke rukem (rukun kematian, red) tadi, ya,” tambahnya.(Wap.hel)

Tags: