Analisa Keahlian Siswa Melalui UKK dan LSP

Penguji UKK yang juga Kepala bengkel otomotif, Tohadi memantau proses UKK yang dikerjakan oleh siswa jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR).

Permudah Industri rekrut Tenaga berkualitas
Surabaya, Bhirawa
Uji Kompetensi Keahlian (UKK) jadi kegiatan wajib tahunan bagi sekolah menengah kejuruan (SMK). Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan siswa untuk bisa terjun di dunia industri. Selain itu, UKK juga penting dilakukan untuk mengukur dan menganalisa kemampuan atau keterampilan siswa. Seperti yang terlihat di SMKN 2 Surabaya, jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Di mana selama enam hari ke depan, sebanyak 96 siswa mengikuti UKK bersama industri. Dikatakan Penguji UKK TKR yang juga Kepala Bengkel Otomotif, Tohadi jika ada empat pos yang harus dikuasai siswa. Yaitu service berkala, engine turn up evy (engine managemen system, system AC dan tempat OH. Sebab, keempat pos tersebut menjadi persyaratan wajib dalam praktik industri. Selain itu, ada enam mobil dari berbagai merek yang jadi alat uji untuk kegiatan UKK ini.
“Setiap pos ada penilaian yang berbeda. Mulai dari persiapan kerja anak, cara kerja, hasil kerja dan sikap kerja. Setiap poin mempunyai sub komponen. Rata-rata ada 13 sub komponen,” ujar dia saat ditemui di Bengkel Mobil TKR SMKN 2 Surabaya, Kemarin (9/4).
Selain kegiatan UKK, sebulan sebelumnya TKR SMKN 2 juga menyelenggarakan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang diikuti oleh kelas industri Honda dan diuji langsung oleh Honda yang telah bekerjasama oleh pihaknya. LSP TKR ini memfokuskan pada uji keahlian Engine Turn Up Managemen System. Untuk penilaian nya lebih mengarah pada keahlian siswa dalam memasang sensor, menganalisa sensor rusak, meriset mesin, dan pengoperasian scan tool. Selain itu, keselamatan pribadi dan keselamatan alat seperti penempatan alat-alat mobil dan kebersihan alat yang juga menjadi pertimbangan dalam penilaian.
“Untuk LSP kita ambil dari kelas honda. Ada 14 anak yang ikut kegiatan ini. Mereka yang ada dikelas honda mengikuti tahapan seleksi yang meliputi psikotes, wawancara dengan user dan tes tulis. Sedangkan yang melakukan tes dari pihak industri langsung,” papar dia.
Dari hasil tersebut, dikatakan Tohadi pada angkatan pertama hingga kelima ada sekitar 100 persen siswa yang diterima di industri Honda. Sementara di angkatan 6-8 terjadi penurunan 14 persen, yaitu sebesar 86 persen. Penurunan tersebut menurut dia karena faktor kebutuhan bengkel. Sehingga, bagi siswa yang tidak keterima, menyebar di industri otomotif lainnya.
Di hari yang sama, jurusan Animasi juga menyelenggarakan UKK yang dinilai langsung oleh Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud. Di mana penilaian UKK untuk jurusan ini didasarkan pada naskah skenario yang dibuat, story board, IP Developmen (pengembangan animasi) dan pembuatan animasi secara visual. Sementara untuk standartnya bisa menggunakan vector yang meliputi Flash, After Effect dan menggunakan photoshop.
“Ada tiga topik yang diusung kali ini yaitu iklan komersil, pesan moral dan iklan produk kreatif,”ujar penguji UKK Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud, Situr Koswantoro.
Menurut Situr, sebesar 80-90 persen siswa jurusan animasi di SMKN 2 sudah layak di dunia kerja. Penilaian tersebut didasarkan pada kemampuan siswa dari mulai penguatan ide dasar hingga eksekutor (pembuatan animasi). Hal itu juga terlihat ketika siswa melakukan magang di tempatnya.
“Untuk bidang animasi ini kan memang tidak ada seleksi. Tapi kekuatannya terletak pada kerjasama tim. Karena untuk membuat animasi, tugasnya terbagi-bagi. Ada yang buat ide cerita, story board hingga eksekusi visual,” ujarnya.
Lebih lanjut, Situr menuturkan jika peluang animasi ke depan masih menjanjika bagi generasi milenial. Mengingat, kreatifitas dan inovasi jadi hal yang mahal di era industri 4.0.
“Di industri kreatif, inovasi dan kreatifitas jadi bidang yang menjanjikan. Saya mengutip kepala bidang saya yang mengatakan jika kita harus mempersiapkan siswa kita untuk pekerjaan yang saat ini tidak ada. Misalkan youtuber. Dulu tidak ada pekerjaan ini. Sekarang yang terkait dengan konten kreatif justru menjanjikan,” tandanya.

Giat Gandeng Kerjasama Industri, Ciptakan Lulusan Berkualitas
Upaya meningkatkan kualitas siswa sesuai dengan kebutuhan industri terus dilakukan oleh SMKN 2 Surabaya. Komitmen itu ditekankan pada pengembangan kurikulum atau sinkronisasi kurikulum yang terus diperbaharui setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan industri. Hal itu diungkapkan oleh Kepala SMKN 2 Surabaya, Djoko Pratmodjo. Menurut dia, pengembangan kurikulum perlu dilakukan agar keterserapan lulusan di dunia industri meningkat. Selain itu, hal tersebut juga berpengaruh pada kompetensi keahlian dan kualitas siswa.
“Pengembangan kurikulum terus kami lakukan dengan industri. Selain itu kita juga perbanyak kerjasama dengan dunia usaha dunia industri (DUDI) tentu dengan berbagai pilihan yang selektif,” ungkap dia.
Sebab, sambungnya, untuk tahun ini kebijakan yang diterapkan sekolah untuk masa prakerin siswa (magang industri) berjalan selama 10 bulan karena dianggap lebih efektif. Sehingga diharapkan, selama 10 bulan dasar pertama dan dasar kedua bisa dipahami oleh siswa. Misalnya, untuk jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) di dasar pertama siswa harus menguasai service, dan bongkar pasang motor. Sedangkan untuk dasar kedua, ini pengembangan dari dasar pertama, yakni pengembangan service dan kerusakan harus dikuasai oleh siswa.
“Saat ini kita kerjasama dengan 120 industri dengan tiga kelas industri yaitu Yamaha, Honda dan Sharp. Terakhir kerjasama dengan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) untuk jurusan gambar bangunan,” ujar dia.
Dikatakan Djoko, saat ini rata-rata lulusan SMKN 2 Surabaya yang terserap oleh industri mencapai 70 persen. Sedangkan 10 persen lainnya melanjutkan ke pendidikan tinggi, dan sisanya ada yang berwirausaha. [ina]

Tags: