Anggaran Pendidikan Tembus Rp10,4 Triliun

Dr Saiful Rachman

Optimalkan SMA Double Track dan Penambahan Sarana SMK
Dindik Jatim, Bhirawa
Alokasi anggaran untuk pendidikan di Jatim cukup melimpah. Dalam PAPBD 2018, tercatat alokasi anggaran pendidikan mencapai sekitar 30,4 persen. Dari angka tersebut, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim melakukan penambahan pos anggaran pada sejumlah program strategis.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan, terdapat sejumlah perubahan dalam pos anggaran tahun ini. Beberapa di antaranya terkait penambahan sasaran program SMA double track dan penambahan sarana pra sarana SMK. Semula, program SMA double track hanya dialokasikan sebesar Rp 4 miliar. Namun, pada perubahan APBD ini sasaran program SMA double track mencapai Rp 14 miliar. “Ditambahi jumlah anggarannya, karena sasarannya juga banyak,” tutur Saiful kemarin, Senin (20/8).
Lebih lanjut Saiful menegaskan, alokasi anggaran pendidikan sebesar 30,4 persen atau senilai Rp 10,4 triliun. Anggaran tersebut merupakan totalitas dari seluruh kebutuhan untuk gaji pegawai, tambahan penghasilan (Tamsil) termasuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “BOS saat ini sudah masuk APBD. Jadi Rp 10,4 triliun itu belum termasuk dengan APBN. Jadi 30,4 persen itu khusus untuk satker pendidikan saja,” kata dia.
Selain SMA double track, anggaran pendidikan juga akan fokus pada penguatan sarana prasarana SMK. Karena selama ini lulusan SMK dianggap penyumbang pengangguran. Itu dikarenakan SMK-SMK itu peralatan dan guru-gurunya harus diperbaiki, baik swasta dan negeri. “Perlu diketahui, peralatan untuk SMK itu mahal. Dan kita tidak membantu peralatan sekolah dalam bentuk yang sporadis, melainkan harus fokus,” kata Saiful.
Misalnya, lanjut Saiful, untuk peralatan otomotif tidak bisa pemerintah hanya membantu berupa alat pembuka ban. Kalau alat pembuka ban saja, bantuan memang bisa merata se Jatim. Tetapi SMK kan tidak hanya belajar untuk membuka ban. Tapi otomotif juga dilengkapi dengan engine stand, trainer kelistrikan, trainer AC dan kelengkapan lainnya. “Jadi satu paket peralatan untuk kompetensi keahlian begitu bantuannya,” tutur dia.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SMA Dindik Jatim Dra Ety Prawesti menambahkan, penambahan anggaran SMA double track untuk memperluas sasaran yang akan dijangkau. Hal ini juga selaras dengan antusiasme sekolah yang mengusulkan program tersebut. Baik dari sekolah-sekolah di tengah kota maupun sekolah-sekolah pinggiran.
“Usulan programnya cukup tinggi, tapi kita tetap prioritas untuk sekolah-sekolah di wilayah pinggiran. Khususnya sekolah yang lulusannya tercatat paling besar tidak melanjutkan ke perguruan tinggi,” tutur dia.
Melalui SMA double track ini, lanjut dia, lulusan SMA diharapkan dapat memiliki keterampilan tambahan sekaligus sertifikasi program keahlian yang dikuasai. Semua akan difasilitasi pemerintah melalui program double track. “Dengan keterampilan tersebut lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi sudah siap dengan keterampilannya untuk bekerja atau memulai wirausaha,” pungkas dia. [tam]

Tags: