Angin Kencang, Lima Desa Terdampak, Belasan Rumah Rusak di Kabupaten Probolinggo

Salah satu rumah di Desa Jambangan, ambruk terdampak cuaca ekstrem.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Bencana Hidrometeorologi Masih Menjadi Ancaman

Kab Probolinggo, Bhirawa.
Bencana hidrometeorologi masih menjadi ancaman. Memasuki puncak penghujan yang diprediksi hingga Februari, hujan disertai angin kencang potensinya besar. Seperti yang terjadi Minggu (16/1). Empat pohon tumbang terjadi pada empat wilayah berbeda. Atas kejadian tersebut membuat gangguan listrik dan dua korban mengalami luka ringan.

Empat lokasi terjadinya bencana tersebut di antaranya adalah Desa Wringinanom, Kecamatan Tongas; Desa Sepuhgembol, Kecamatan Wonomerto; Desa Tegalwatu dan Desa Rejing, Kecamatan Tiris.

“Minggu memang cuaca kurang bersahabat. Hujan yang disertai angin kencang rupanya menyebabkan pohon tumbang. Hingga malam hari, kami mendapatkan laporan ada empat titik yang terjadi pohon tumbang,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Probolinggo Sugeng Suprisayoga, Minggu (16/1).

Pohon tumbang terjadi Jalan Raya Lumbang – Tongas Desa Wringinanom, Kecamatan Tongas. Menyebabkan pohon jenis mimba tumbang menimpa kabel listrik milik PLN. Sehingga menutup akses jalan roda 2 dan 4. Proses evakuasi pun dilakukan oleh BPBD berkoordinasi dengan PLN. TRC PB melakukan pemotongan dan pengelasan baliho peringatan milik BPBD yang roboh mengenai badan jalan karena hujan dan angin kencang.

“Kami lakukan pemotongan pohon perbaikan baliho yang roboh. Sekitar dua jam jalan sudah bisa dilalui,” katanya.

Selanjutnya pohon tumbang di jalan Raya Sukapura Desa Sepuhgembol, Kecamatan Wonomerto. Pohon yang tumbang mengenai dua pengendara jalan yang saat itu sedang melintas. Dua korban mengalami luka ringan di antaranya Saiful Mulyo Jati, warga Jrebeng wetan, Kota Probolinggo dan Rizki Hardiyanto warga Kademangan, Kota Probolinggo.

“Korban yang mengalami luka ringan langsung dibawa ke Puskesmas setempat. Sementara proses pembersihan dilakukan oleh TRC,” jelasnya.

Kejadian yang pohon tumbang juga terjdi di Kecamatan Tiris. Yakni di Dusun Karangrejo, Desa Tegalwatu. Angin kencang setidaknya membuat rumah enam rumah milik warga mengalami kerusakan. Sementara itu angin kencang yang terjadi di Dusun Jurangdalam dan Moloran, Desa Rejing. Mengakibatkan dua rumah dan satu mobil rusak tertimpa pohon.

“Angin kencang berlangsung selama sekitar 7 menit. Bangunan terdampak mengalami kerusakan bervariasi antara 20-30 persen. Keempat bencana tersebut terjadi hampir bersamaan saat hujan deras disertai angin kencang pukul 15.00 hingga pukul 18.00,” tuturnya.

Dampak cuaca ekstrem dan angin kencang di Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, Jumat (14/1) kemarin, mulai terdata. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mendata ada lima desa yang terdampak.

Di lima desa itu, terdapat belasan rumah yang rusak. Ada yang rusak ringan dan rusak berat. “Kami bersama pihak terkait hari ini Mingggu (16/1) melakukan upaya pembersihan material dampak kejadian. Beberapa desa terdampak bencana ini,” ujar Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Probolinggo Abdullah.

Berdasarkan data Tim Reaksi Cepat BPDB, lima desa yang terdampak itu di antaranya Desa Jambangan. Di sana terdata 10 rumah rusak ringan dan dua rumah rusak berat. Selanjutnya, Desa Kecik dan Desa Krampilan. Masing-masing terdapat satu rumah rusak ringan. Sementara, di Desa Klampokan dan Besuk Kidul masih proses pendataan. “Info awal ada rumah yang rusak. Ini masih kami pastikan,” ungkapnya.

Selain kerugian materi, bencana juga nyaris menelan korban jiwa. Seorang warga Desa Kecik, Siti Sulaeha, 36, mengalami luka ringan. Ia tertimpa material atap rumah yang runtuh. Ia pun dilarikan ke Rumah Sakit Rizani, Paiton, untuk mendapatkan pertolongan medis.

Dampak cuaca ekstrem dan angin kencang juga menyebabkan 21 pohon tumbang. “Penanganan lebih lanjut masih kami koordinasikan. Sementara ini asesmen, identifikasi, dan pembersihan dampak kejadian sudah kami laksanakan,” tandasnya.

Camat Besuk Puja Kurniawan mengatakan, kerugian warga yang rumahnya terdampak bencana besarnya beragam. Mulai Rp 3 juta sampai Rp 20 juta. “Taksiran kerugian sudah kami lakukan. Korban jiwa yang mengalami luka ringan hanya satu orang,” tambahnya.(wap.hel)

Tags: