Azka Subhan Aminuridho: Sinergi Malang Raya Pacu Pertumbuhan Ekonomi

Kepala BI Perwakilan Malang Azka Subhan Aminurridho menyerahkan cenderamata pada Wali Kota Sutiaji disaksikam Anggota DPR RI Andreas Susetyo, dan Ketua ISEI Malang Prof Chandra Fajri Ananda.

Kota Malang, Bhirawa
Menata Malang secara bersama-sama menjadi sebuah keharusan. Karena itu dibutuhkan sinergi tiga daerah di Malang Raya. Sinergitas itu diyakini akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi di Malang Raya. Itulah sebabnya Bank Indonesia (BI) Perwakilan Malang mengajak seluruh pentahelix stakeholder menata Malang, yang diwujudkan pada Economic Forum: Bareng-Bareng Noto Ngalam Raya di Hotel Santika, akhir pekan kemarin.
Kepala BI Malang, Azka Subhan Aminuridho, kepada wartawan menuturkan, pihaknya mengajak memperjuangkan peningkatan sinergi antar stakeholder dalam pengembangan Malang Raya. Sebab menurut dia ada tiga potensi yang perlu mendapat perhatian dalamm pengembangannya, salah satunya adalah pengembangan sektor pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja sektor riil.
Selain itu mendorong investasi yang dapat menopang tersedianya infrastruktur pendukung. Sehingga bisa meningkatkan nilai tambah produk pada sektor utama dan yang Ketiga, Malang Raya kedepan diharapkan dapat menjadi sentra perdagangan di wilayah Kawasan Tengah Selatan Jawa Timur. Sehingga mampu menjaga kestabilan harga kebutuhan.
Itulah sebabnya ia berharap sinergi pentahelix stakeholder terjaga dengan baik dengan BI. Dia yakin, jika sinergi ini tetap terjalin kuat, upaya mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif akan tercapai di kawasan Malang Raya.
Hanya saja ada tantangan yang harus dihadapi, karena itu lanjutnya harus sinergi, dalam menata Malang Raya, perlu melibatkan berbagai pemangku kepentingan, Sehingga mulai dari community, government, business, media dan academician benar-benar terlibat sesuai peran masing-masing.
Semntara itu, Ketua ISEI Malang, Prof Dr Chandra Fajri Ananda menambahkan untuk bersinergi itu perlu ada regulasi. Kalau ada regulasi yang jelas, maka sinergitas antara stakeholder akan berjalan dengan bagus. Hanya saja kata dia, regulasi yang dimaksud tidak saja.terkait dengan infrastruktur saja, tetapai juga terkait pengembangan potensi di wilayahnya masing-masing. Seperti halnya soal pengembangan agroindustri yang berbasis teknologi.
Ia menyampaikan New Zailand bisa dijadikan contoh. Pengembangan industri pertanian di sana sudah berbasis industri 6.0, bukan 4.0 lagi. “Saya kira itu bisa dicontoh dan diterapkan di Malang Raya ini. Yang penting regulasinya jelas,” kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang itu.
Terkait dengan regulasi sinergitas itu, Anggota DPR RI Andreas Susetyo sangat mendukung. Pihaknya akan berupaya untuk mencarikan solusi agarbada suport dari pemerintah pusat. Karena itu menurut peria yang juga politisi PDI Perjuangan ini pemerintah pusat akan mensuport jika program di daerah bersinergi.
Ajakan sinergi membangun Malang Raya itu, direspon positif dari Wali Kota Malang, Sutiaji. Karena menurut dia, Kota Malang tidak bisa membangun atau menata sendiri. Alasannya, karakter dia di Malang Raya ini tidak hanya adaKota Malang. Namun juga ada Kita Batu dan Kabupaten Malang.
Sutiaji menyebut tiga wilayah di Malang Raya itu memiliki keunggulan potensi yang berbeda. Sedangkan persoalan yang dihadapi tidak jauh beda. Ia mencontohkan masalah transportasi arus lalu lintas. Tidak mungkin Kota Malang bekerja sendiri mengatasi masalah kemacetan lalu lintas atau persoalan ekonomi.
Tiga kepala daerah Kota Malang Kabupaten Malang dan Kota Batu, harus duduk bersama Sehingga persoalan itu bisa teratasi. [mut]

Tags: