Balitbang Jatim Bantu Mesin Tepung Tempe

???????????????????????????????Sidoarjo, Bhirawa
Untuk menangani afkiran tempe agar tak terbuang secara percuma. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Jatim telah memberikan solusi agar afkiran tempe bisa diolah menjadi tempung sebagai bahan kue.
Melalui proses penelitihan yang dilakukan Balitbang Jatim bekerjasama dengan Universitas Wijaya Kusuma, akhirnya ditemukan Desa Sepande, Kec Candi, Sidoarjo, sebagai percontohan bahan penelitian. Mengingat di desa itu banyak warganya yang memproduksi tempe home industry sebagai pengrajin tempe.
Menurut Kepala Balitbang Prov Jatim, Ir Priyo Dharmawan, Senin (3/3) kemarin saat menyerahkan bantuan dari hasil penelitian berupa mesin pengering dan pencacah tempe, yang diterimakan kepada Kadin Koperasi Perindag UMKM dan ESDM Sidoarjo, Fenny Apridawati, menegaskan kalau peralatan ini sifatnya masih sementara, masih banyak alat-alat yang belum dilengkapi.
‘’Sehingga kami melakukan MoU dengan Dinas Koperasi dan Perindag Sidoarjo untuk share, bagaimana kelanjutannya peralatan ini agar tak berhenti begitu saja. Karena aliran listrik yang diperlukan untuk alat itu membutuhkan kekuatan sekitar 15 ribu watt. Makanya kalau langsung diserahkan kepada teman-teman pengrajin tempe, pasti tak mungkin. Kita yang harus membantu mereka terus untuk mencari jalan keluarnya,’’ jelas Priyo Dharmawan.
Lebih lanjut, Dharmawan menjelaskan, kalau mesin ini nantinya bisa mengolah tempe-tempe afkiran yang selama ini dibuang secara percuma itu menjadi tepung. Manfaatnya bisa diolah untuk makanan anak-anak. Juga bisa mensuplay bahan baku pembuatan kue bronis hingga 40%,’’ terangnya.
Sementara itu, Kadin Koperasi Perindag UMKM dan ESDM Sidoarjo, Fenny Apridawati, sangat berterima kasih kepada Balitbang Provinsi Jatim yang telah memberikan perhatiannya kepada pengrajin tempe Sidoarjo. Fenny berharap, agar Balitbang jangan hanya memberikan bantuan dengan bentuk fisik saja. Tetapi pembinaan terhadap SDMnya justru lebih diutamakan.
Selain itu, juga kepada para perajin tempe hendaknya jangan selalu mengharapkan atau membeli bahan baku kedelai dari luar negeri saja. Lebih baik berusaha menanam kedelai sendiri. ‘’Kalau menggantungkan bahan baku dari luar saja nanti akan habis. Apalagi tahun 2016 sudah memasuk tahun bebas perdagangan,’’ ujar mantan Kabag Perekonomian. [ach]

Tags: