Banjir, Kebakaran dan Kualitas Lingkungan Masuk Isu Strategis Pembangunan 2025-2045

Kualitas lingkungan di Kabupaten Sidoarjo nilainya masih rendah, dikarenakan masih banyak kesadaran masyarakat yang rendah, membuang sampah ke sungai secara sembarangan. [alikusyanto/bhirawa].

Sidoarjo,Bhirawa,
Sejumlah isu pembangunan strategis di Kabupaten Sidoarjo, dibahas dalam forum grup discusion (FGD), Senin (20/11) kemarin, yang digelar oleh Bappeda Kabupaten Sidoarjo, bersama 6 OPD terkait, untuk dipakai sebagai Rencana Panjang Jangka Panjang Daerah (RPJPJD) Kabupaten Sidoarjo tahun 2025-2045.

Di antaranya Dinas LHK, BPPD, Dinas Kominfo, Dinas PUBM dan SDA, Dishub dan Dinas Perkim Cipta Karya dan PUPR.

Kepala Bappeda Kabupaten Sidoarjo, DR Hery Soesanto, mengatakan FGD tersebut dilakukan untuk mengumpulkan, mengolah data informasi serta menganalisis gambaran kondisi daerah sesuai sesuai visi dan misi arah kebijakan RPJPD Kabupaten Sidoarjo Tahun 2025-2045 lingkup infrastruktur daerah.

“Misalnya prasarana wilayah, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana,” kata Hery, di sela kegiatan yang digelar di Setda Kabupaten Sidoarjo itu.

Persoalan banjir ketika Kabupaten Sidoarjo memasuki masa penghujan, masuk dalam pembahasan FGD ini. Penyebabnya, selain persoalan drainase, juga banyak berubahnya alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan pabrik. Di Kabupaten Sidoarjo, diusulkan perlu dibangun sejumlah embung atau waduk kecil untuk menampung air saat musum hujan.

Dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidoarjo, juga sempat menyampaikan kejadian kebakaran di Kabupaten Sidoarjo, beberapa waktu ini cukup tinggi.

Dini, dari BPBD Sidoarjo, menyampaikan dalam Bulan September 2023, belum lama ini, telah terjadi 105 kasus kebakaran.Bila dirinci, dalam sehari telah terjadi 5 kali kejadian. Mobil Damkar, baru saja mengisi air, sudah ada laporan terjadi kebakaran kembali.

Jumlah pos Damkar di Kabupaten Sidoarjo, saat ini ada 6 titik, dianggap masih perlu ditambah lagi. Supaya bisa cepat dalam mencegah kejadian kebakaran.

Dianalisa, desa-desa yang ada di Kabupaten Sidoarjo, mempunyai peta kerawanan bencana. Maka, diharapkan bisa untuk dikurangi.

Masyarakat Sidoarjo, dianggap masih belum peduli terhadap bencana. Di perumahan Bumi Citra Fajar Kecamatan Sidoarjo, warga tidak bergerak sama sekali, ketika terjadi kebakaran ilalang. Mereka hanya menunggu petugas Damkar datang melakukan penyemprotan air.

Untuk masalah ini, maka diusulkan penambahan pos Damkar dan adanya program edukasi bagi masyarakat Sidoarjo untuk ikut peduli dalam pencegahan bencana.

Dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo, saat ini indek kualitas lingkungan (IKL) di Kabupaten Sidoarjo, saat ini nilainya 20 sekian atau masuk kategori buruk.

Ida, dari Dinas LHK, menyampaikan persoalan IKL, selain dari kualitas udara dan air, juga kualitas lingkungan. Banyak hutan mangrove yang ada di Kabupaten Sidoarjo, menurutnya, arealnya mulai banyak berkurang. Saat ini telah menjadi areal pertambakan.

Dinas LHK, menurut Ida, juga menghadapi banyaknya limbah B3 atau bahan berbahaya beracun. Ini dikarenakan, banyaknya limbah domestik. Seperti bahan bahan hasil aktivitas rumah tangga, yang dibuang sembarangan ke drainase lingkungan.(kus.gat)

Tags: