Basarah: Tak Ada Alasan Menunda Pemilu Serentak 2024

Suasana reses anggota DPR RI Ahmad Basarah di Desa Torongrejo Kota Batu, Senin (14/3).

Kota Batu, Bhirawa
Sebagai anggota DPR RI, Ahmad Basarah secara tegas menyatakan menolak terhadap wacana penundaan Pemilu Serentak tahun 2024. Hal itu disampaikan saat ia melaksanakan reses bersama masyarakat dan perangkat Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo Kota Batu, Senin (14/3).

Ia menyatakan tidak ada alasan untuk menunda pelaksanaan Pemilu Serentak 2024. Pernyataan yang sama juga disampaikan anggota DPR yang separtai dengan Basarah.

“Semua kader PDIP bersikap tegas menolak bila sampai Pemilu Serentak 2024 ditunda. Tidak ada alasan melakukan penundaan Pemilu,” ujar Basarah ditemui usai reses di Desa Torongrejo, Senin (14/3).

Ia menjelaskan bahwa agenda Pemilu sudah ditetapkan sesuai kesepakatan bersama antara Pemerintah, DPR, dan KPU RI. Jadi tidak hanya dirinya yang menolak penundaan Pemilu Serentak. Beberapa waktu lalu Ketua DPR RI, Puan Maharani juga menyampaikan hal yang sama ketika melakukan kunjungan kerja ke Surabaya, Sidoarjo, dan Madura.

“Selain itu dalam arahan dari Ketua Umum (PDIP) rapat bersama 3 pilar partai hingga pengurus DPC menyatakan bahwa salah satu kesepakatan/ sikap politik kita tidak menyetujui penundaan,”jelas Basarah.

Dalam kajiannya bahwa penundaan Pemilu akan merusak konstitusi. Karena itu Basarah dan partainya akan mempersiapkan diri untuk menyambut Pemilu 2024.

Dalam kesempatan kemarin, Kepala Desa Torongrejo, Sugeng Santoso Wijoyo menyampaikan kepada anggota DPR bahwa warga desanya saat ini masih mengeluhkan masih kerap terjadinya bencana banjir setiap kali hujan turun. Titik yang sering dilanda banjir ini berada di Dusun Tutup Krajan.

Sugeng mengatakan, sebenarnya sudah ada rencana untuk dibangun sudetan di kawasan terdampak banjir dengan anggaran mencapai Rp 1 miliar. Usulan itu sudah disampaikan sebelum adanya masa pandemi Covid-19.

Namun usulan dan rencana ini tak kunjung terealisasi hingga sekarang. Saat ini banjir masih selalu terjadi setiap kali hujan turun. Air berasal dari sungai kecil yang mengalir di dekat persawahan yang meluber hingga ke rumah dan jalanan,” ujar Sugeng.

Ketika Basarah mengkonfirmasikan keluhan ini kepada Pemerintah Kota (Pemkot), ternyata Pemkot Batu bukan tidak memberikan perhatian. Bahkan pemkot juga sudah menyediakan anggaran untuk menyelesaikan banjir. Namun sebelum rencana terlaksana terjadi pandemi.

“Akibatnya harus ilakukan refocusing anggaran dimana anggaran yang semula untuk menangani banjir, dialihkan untuk menangani dampak pandemi,” tandas Basarah. [nas.dre]

Tags: