BBPOM Berikan Wawasan Dampak Bahan Kimia ke Pelaku PIRT Kota Batu

Petugas BBPOM terlihat memberikan wawasan terkait bahan kimia berbahaya kepada puluhan Pelaku PIRT Kota Batu.

(Tekan Peredaran Makanan Berbahan Kimia Berbahaya)
Batu,Bhirawa
Semakin pesatnya kunjungan wisata di Kota Batu memotivasi banyak warga di kota ini membuat makanan untuk oleh-oleh. Namun minimnya pengetahuan warga tentang penggunaan bahan kimia berbahaya menjadi fokus perhatian Pemerintah Kota. Kemarin (16/11), Dinas Kesehatan Kota Batu menggandeng Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) untuk memberikan wawasan terkait bahan makanan berbahaya kepada puluhan pelaku Pangan Industri Ruma Tangga (PIRT) Kota Batu bertempat di Balaikota Among Tani Batu.
Selama ini rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan saat memasak masih perlu mendapatkan perhatian. Kondisi ini diperparah dengan minimnya pengetahuan masyarakat terkait penggunaan bahan kimia yang dilarang dalam makanan. Akibatnya, tak jarang muncul kasus keracunan setelah mengkonsumsi makanan tertentu yang di antaranya hasil produksi PIRT.
“Biasanya, tanpa disadari di industri rumah tangga ini menggunakan pemanis dan bahan pengawet yang melebihi takaran,”ujar Kepala Bagian Sertifikasi dan Informasi BBPOM Surabaya, Retno Chatulistiani yang menjadi pemateri dalam sarasehan pengawasan bahan makanan berbahaya, kemarin.
Dari pantauan BBPOM dan juga Dinkes Kota Batu, di antara bahan kimia berbahaya yang banyak dimanfaatkan oleh Pelaku PIRT yaitu, boraks, formalin, pewarna rhodamin B, dan methanil yellow. Dan jangan sampai Warga Kota Batu ataupun wisatawan yang berkunjung ke Batu mengalami gangguan kesehatan/ keracunan akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia di atas. Masalahnya, bagaimana untuk mengetahui sebuah produk makanan telah menggunakan bahan kimia berbahaya?.
Bahan Rhodamin B, kata Retno, biasanya sering disalahgunakan untuk kerupuk, terasi, dan jajanan yang berwarna merah. Sementara, untuk methanil yellow biasanya disalahgunakan pada kerupuk, mie, dan jajanan berwarna kuning. Padahal kedua bahan ini sebenarnya diperuntukkan sebagai pewarna sintetis pada industri tekstil. “Bila bahan ini dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka panjang bisa mengakibatkan penyakit kanker,”jelas Retno.
Adapun untuk boraks, biasanya disalah gunakan untuk bakso, mie basah, pisang molen, lemper, burasa, siomay, lontong, ketupat, dll. Fungsinya, agar makanan yang dicampur boraks ini bisa lebih kenyal dan memperbaikan penampakan. Padahal, untuk membuat kenyal makanan warga bisa menggunakan STTP atau Sodium Tri Poly Phospat.
Pemkot dan BBPOM mengimbau kepada masyarakat Kota Batu pada khususnya, maupun wisatawan yang datang ke kota ini untuk tidak membeli makanan olahan yang kedapatan menggunakan bahan kimia berbahaya. Sikap ini dibutuhkan untuk memutus mata rantai peredaran makanan dengan bahan berbahaya di Kota Batu. Adapun untuk melakukan sikap tegas, sulit untuk mengetahui rumah warga yang mana yang jadi tempat produksi.
“Banyak pengguna bahan kimia berbahaya ini adalah industri rumahan. Namun hal ini bisa disiasati dengan tidak membeli makanan tersebut. Bila tidak ada yang membeli, tentu produsennya tidak akan membuat lagi,”himbau Retno.(nas)

Tags: