Berdebat Tanpa Melibatkan SARA

Alexandra Monica Ivoleta

Alexandra Monica Ivoleta
Jangan coba-coba ajak berdebat mahasiswi cantik ini. Kalau tidak siap, bisa jadi akan ‘mati kutu’ diajak debat mahasiswi bernama lengkap Alexandra Monica Ivoleta ini. Mahasiswi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) Jurusan Psikologi semester 7 ini adalah jagonya berdebat.
Bagaimana tidak dalam dua tahun berturut-turut, Monica demikian teman-teman biasa memanggilnya menjadi juara 1 lomba debat yakni di ajang  Lomba debat Psychology Challenge 1 yang diadakan oleh BEM Fakultas Psikologi tahun 2016, dan juara dalam lomba debat Psychology Challenge 2 yang diadakan juga oleh BEM Fakultas Psikologi UKWMS tahun 2017.
Menurut Monica, berdebat yang baik adalah berdebat yang dilandasi argumentasi yang kuat dan bukannya debat yang menggunakan sara.
“Jadi kita bisa saling menghargai pendapat orang lain,” kata mahasiswi yang hobby kuliner, bola volley dan menyanyi ini. Selain jago berdebat, mahasiswi yang mendapat beasiswa Keuskupan Surabaya (BMAKS) sejak tahun 2015 hingga sekarang, ini baru saja menyandang gelar sebagai Duta Anti Narkoba  2017 yang disematkan DPD Granat Jatim.
Saat ditanyakan, motivasinya mengikuti ajang seleksi Duta antinarkoba Granat, Monica mengaku ikut Duta Granat ini karena ingin mencari pengalaman baru di dunia organisasi.
“Selain itu saya juga belum pernah berkecimpung di dunia Granat makanya saya tertarik untuk ikut duta ini,” tuturnya.
Selama menjalani berbagai kegiatan sebagai duta antinarkoba Granat, Monica merasa enjoy, bahkan panggilan tugas untuk mengajak anak muda menjauhi narkoba semakin besar.
Menurut Monica, ketika mengikuti berbagai kegiatan sosialisasi antinarkoba ke sekolah-sekolah atau kampus, semakin memupuk semangat bahwa apa yang dilakukannya itu benar-benar dibutuhkan.
“Dari sini saya mendapatkan pesan bahwa peran mahasiswa untuk melakukan sosialisasi antinarkoba begitu sangat penting. Karena kalau bukan kita yang memulai serta membimbing adik-adik menjauhi narkoba mau siapa lagi mas,” tutur gadis kelahiran Mojokerto ini.
Menurutnya, kalau sasaran yang dituju adalah anak-anak muda, memang akan lebih nyambung kalau yang ngomong juga anak muda.
“Dalam kondisi semacam itu keberadaan duat-duta antinarkoba menjadi penting. Remaja baik pelajar atau mahasiswa kayaknya lebih senang kalau yang bicara juga  masih muda,” jelas Monica. [why]

Rate this article!
Tags: