Bermimpi Jadi Guru TK Malah Jadi Inovator Bisnis Satelit Ternama

Falah Fakhriyah (berjilbab) bersama teman temannya

Surabaya, Bhirawa
Falah Fakhriyah: Bermimpi Jadi Guru TK, Kini Jadi Finalis Inovator Bisnis Satelit di Kompetisi Global Airbus Seorang perempuan muda Indonesia yang sedang menempuh pendidikan S2 Administrasi Bisnis di University of Cambridge, Inggris, lolos ke tahap final kompetisi global bergengsi dalam bidang teknologi penerbangan, ruang angkasa, dan antariksa. Sebagai ketua tim AirFish (Airbus Integrated Fisheries Information Services), Falah Fakhriyah berhasil membawa timnya lolos ke babak final “Fly Your Ideas 2019” yang diselenggarakan oleh Airbus, produsen pesawat terbang kenamaan asal Perancis.
Bersama tim AirFish, Falah menggagas ide untuk mempergunakan pemantauan laut dengan pengambilan gambar dan video melalui satelit mikro sebagai cara memerangi illegal fishing. Tim AirFish berhasil menjadi satu dari tujuh tim yang lolos ke final, bersama dengan finalis yang mewakili 11 negara (Argentina, Jerman, Yunani, India, Indonesia, Italia, Jepang, Moldavia, Belanda, Norwegia, dan Inggris), dan berhasil menelurkan gagasan yang dipilih dari lebih dari 270 gagasan yang terkumpul dari universitas di seluruh dunia. Meskipun bidang studi dan karier di bidang Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) masih didominasi laki-laki, hal ini tidak menyurutkan minat perempuan Indonesia lulusan S1 Teknik Kimia Universitas Indonesia ini untuk mendalami bisnis teknologi. Berdasarkan studi yang dilakukan Microsoft Asia di tahun 2017, hanya 20% wanita di
dunia memilih untuk membangun karier di bidang STEM. Studi lain dengan judul Professional Role Confidence and Gendered Persistence in Engineering yang dibuat oleh American Sociological Review, menunjukkan bahwa perempuan memilih untuk tidak berkarier di bidang STEM karena kurangnya kepercayaan diri untuk memenuhi peran, kompetensi, dan sifat identitas profesi tersebut.1 Falah kecil tidak pernah bermimpi untuk membangun karier di bidang STEM. “Cita-citaku waktu kecil sebenarnya jadi guru TK,” ujar Falah sambil tertawa.
“Sebelumnya aku nggak kepikiran untuk mempelajari bidang studi yang aku pelajari saat ini,” jelas Falah. “Setelah lulus, aku mulai bekerja di perusahaan konsultan bisnis. Dari pengalaman kerja sebagai konsultan bisnis, aku sadar bahwa saat ini bisnis yang terkait dengan teknologi, seperti perusahaan e-commerce dan ride-hailing, sedang berkembang pesat di Indonesia. Hal ini membuat aku tertarik untuk berkecimpung di bidang itu.” “Setelah tujuh tahun bekerja, aku akhirnya memutuskan untuk melanjutkan studi S2 administrasi bisnis,” ujarnya. Tak tanggung-tanggung, Falah memilih untuk 1 Katadata, Tim Publikasi. Alasan di Balik Rendahnya Peran Perempuan Indonesia dalam STEM. August 7, 2018. https://katadata.co.id/berita/2018/08/07/alasan-di-balik-rendahnya-peran-perempuan-indonesia mengambil S2 administrasi bisnis di salah satu universitas ternama di dunia, University of Cambridge, yang memiliki latar belakang studi teknologi cukup kuat. Mencari Jawaban untuk Tantangan Masa Kini Selama bersekolah di Cambridge, seluruh mahasiswa Cambridge, termasuk Falah dan kawan-kawannya, didorong untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kompetisi global. Salah satu kompetisi yang mereka ikuti adalah kompetisi Fly Your Ideas 2019 yang diselenggarakan oleh Airbus. “Kami memilih untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini karena kompetisi ini sangat menarik,” jelas Falah. “Belum banyak kompetisi yang menantang mahasiswa untuk mengembangkan bisnis teknologi ruang angkasa dan antariksa, makanya kami sangat tertarik untuk mengikuti kompetisi ini.”
Selain menantang, Falah merasa Airbus juga berandil besar dalam membantu mengembangkan ide bisnis timnya dengan hadirnya seorang mentor. “Kompetisi Fly Your Ideas 2019 yang diadakan oleh Airbus ini berbeda dari kompetisi-kompetisi lain. Airbus memasangkan kami dengan seorang mentor dari Airbus sendiri, yang membantu kami mengembangkan ide-ide,” ujarnya.
“Dari setiap kompetisi yang kami ikuti, kami selalu mencari cara untuk memberikan ide yang relevan dalam mengatasi permasalahan yang ada. Ide penggunaan teknologi mikrosatelit ini kami kembangkan sebagai jawaban terhadap banyaknya kegiatan illegal fishing yang kerap terjadi di negara-negara kepulauan seperti Indonesia,” ujarnya.
Tips Karier dari Falah Ketika ditanya apa kunci untuk mencapai kesuksesan dalam karier, Falah mengatakan bahwa pencari kerja harus menyadari perkembangan pasar pekerjaan saat ini. Menurut Falah, pasar pekerjaan saat ini sudah jauh berbeda dengan pasar pekerjaan saat ia mendapatkan gelar S1 di tahun 2010. “Dulu ketika masuk kuliah, banyak lulusan jurusan Teknik Kimia yang memilih untuk melamar pekerjaan ke perusahaan minyak dan gas. Tapi menurutku, saat ini sudah banyak jenis-jenis pekerjaan baru yang berkaitan dengan teknologi,” ujarnya.
Untuk para pelajar dan pencari kerja yang masih mempertimbangkan bidang studi dan jenis pekerjaan yang ingin digeluti, Falah memberikan masukan, “Ketika memilih jurusan atau karier, sebaiknya jangan terpaku dengan apa yang sedang terjadi saat ini, tetapi juga harus peka terhadap kebutuhan industri yang akan datang. Dengan demikian, ilmu yang dipelajari dan pekerjaan yang dilakukan bisa tetap relevan dengan perkembangan zaman.”
Dukungan Airbus untuk Perempuan di Bidang STEM Airbus secara aktif membangun ketertarikan generasi muda di bidang STEM dan mendukung mereka untuk berkarier di bidang tersebut. Salah satu upayanya adalah melalui kompetisi dwi tahunan Fly Your Ideas yang dimulai pada tahun 2009 dan telah mendapatkan dukungan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sejak tahun 2012. Airbus juga merupakan salah satu perusahaan pertama yang menandatangani kampanye WISE (Women into Science and Engineering), sebuah kampanye yang mendorong keterlibatan perempuan di bidang STEM.(ma)

Tags: