Kota Malang, Bhirawa
Sebanyak 60 orang remaja di Malang dikukuhkan menjadi Duta Perdaimaian Dunia Maya, oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Mereka it,u nantinya akan menjadi pelopor penangkal ajakan radikal dan terorisme yang berkembang di dunia maya.
“Duta perdamaian yang seluruhnya berasal dari pemuda kreatif di Malang ini bertugas untuk menyebarkan pesan perdamaian di dunia maya kepada masyarakat luas, melalui internet,”tutur Deputi I BNPT, Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, Kamis 27/7 kemarin.
Abdul Rahman, lebih jauh mengutarakan, sebelum dikukuhkan, duta perdamaian dunia maya ini telah diberi pelatihan selama empat hari pada 24-27 Juli 2017, di Hotel Ijen Suite Malang.
“Pelatihan mengenai bagaimana cara membuat konten di dunia maya untuk menyampaikan pesan perdamaian, telah diberikan oleh tim, diharapkan usai kegiatan ini bisa langsung menjadi pelopor perdamaian dunia maya,” tuturnya.
Dengan adanya duta perdamaian dunia maya ini, harapannya mereka bisa membantu BNPT memerangi radikalisme dan terorisme di internet. Sebab saat ini perkebangan dunia maya telah dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertenggungjawab, termasuk gerakan radikal dan terorisme.
”Kelompok radikal terorisme menyasar generasi muda hingga anak-anak, melalui dunia maya. Untuk itu, melalui para duta perdamaian ini, menyampaikan pesan damai juga dari kalangan anak muda, yang notabene selalu berhubungan dengan internet,”ujar Abdul Rahman.
Ia menambahkan, sebelumnya, BNPT telah membentuk duta perdamaian dunia maya di empat kota besar di Indonesia pada tahun 2016 lalu. Yakni Makassar, Yogyakarta, Jakarta, dan Medan. Sedangkan tahun 2017, ditargetkan duta perdamaian dunia maya bisa dibentuk di tujuh kota besar.
“Saat ini baru terealisasi tiga kota yakni Bandung, Semarang, dan Malang. Selanjutnya akan dilakukan di kota besar lainnya. Kedepan duta perdamaian dunia maya ini akan dikembangkan terus, agar pesan-pesan perdamaian bisa disampaikan melalui dunia maya,” katanya.
Pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat, untuk waspada dan lebih selektif dalam membaca informasi melalui dunia maya. Sebab, penyebaran paham radikalisme kini semakin gencar.
Menurutnya, kelompok radikalisme memahami jika penyebaran pesan menggunakan dunia maya lebih efektif. Apalagi saat ini kelompok radikal sudah sangat mengancam, jika tidak segera diantisipasi bisa merusak generasi muda.
“Kelompok radikalisme paham bahwa di dunia maya pesannya provokasi mudah tersampaikan, gratis, serta tidak ada yang menyeleksi, semua membaca, kalau tidak diwaspadai sangat berbahaya, “imbuh Abdul Rahman Kadir.
Untuk itu, BNPT gencar melakukan upaya sosialisasi dan pencegahan penyebaran konten radikalisme di dunia maya. Sebab menurut Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia, pengguna internet di Indonesia mencapai 132 juta, atau 50 persen lebih dari jumlah penduduk.
Sementara itu, salah satu duta perdamaian dunia maya Helana, mengaku sangat senang bisa bergabung dalam komunitas ini. Selain bisa menambah ilmu, ia juga bisa turut berkontribusi dalam gerakan melawan radikalisme, yang tersebar di dunia maya.
“Banyak ilmu yang saya dapat, mengenai terorisme dan bagaimana cara menanggulanginya. Saya bercita-cita akan berbuat maksimal. Sebagai duta perdamaian, salah satunya rutin menyampaikan pesan perdamaian lewat sosial media,”tandasnya. [mut]