Bosan jadi Karyawan

Khoirul Warizin

Khoirul Warizin
Menduduki posisi manajer boleh jadi adalah impian dari setiap karyawan perusahaan. Namun, tidak demikian dengan Khoirul Warizin yang telah menapaki karirnya dari bawah hingga menjadi manajer salah satu perusahaan produsen transformator di Sidoarjo tersebut.
Dengan gaji yang sudah mencapai angka dua digit, Warizin justru memilih untuk resign. Jalan itu dia pilih karena merasa sudah saatnya untuk bosan menjadi karyawan dan memilih kehidupan lain dengan mengelola pondok pesantren sekaligus mengembangkan usaha.
“Keluar dari pabrik adalah pilihan yang berat awalnya. Apalagi gaji saat itu sudah lumayan sekitar Rp 14 juta lebih. Tapi, harus dilakukan jika saya ingin mengembangkan potensi diri sekaligus berusaha menjadi lebih bermanfaat bagi orang lain,” ujar Warizin yang kini mengelola Pondok Pesantren Elkisi, Trawas, Mojokerto sekaligus Direktur PT Elkisi Investama Perkasa.
Warizin mengaku, menjadi karyawan hanya akan dihadapkan dengan rutinitas keseharian yang sama. Berangkat dan pulang sesuai jam kerja, absensi, gaji bulanan, dan ruang kerja yang membosankan.
“Memang setelah keluar dari perusahaan tidak semulus yang dibayangkan. Karena punya jabatan dan gaji yang sudah pasti tidak lagi dimiliki. Apalagi memutuskan untuk berwiraswasta belum tentu bisa mendapatkan penghasilan seperti di perusahaan dengan cepat,” ujar Warizin.
Setelah menjadi karyawan, dia dipercaya menjalankan bisnis Ponpes Elkisi sebagai direktur. Ternyata memulai usaha bukan hal mudah. Mencari jenis usaha, menentukan pasar, hingga perizinannya membutuhkan pemikiran dan energi besar.
“Pertama memulai produksi air mineral kemasan, sampai sekarang izinnya belum juga keluar. Kemudian usaha bakery, gagal juga karena kokinya resign,” kenang dia.
Warizin pun mencoba jenis usaha lainnya dengan membuka toko yang hingga kini telah berjalan. Namun, toko saja belum cukup hingga akhirnya dia menginisiasi lahirnya wisata edu park yang menyediakan tempat outbond dan glamping.
“Alhamdulillah setelah melalui proses panjang, unit bisnis mulai tampak model dan hasilnya sekalipun masih belum mencatatkan profit yang signifikan. Minimal sudah bisa mendirikan usaha dengan karyawan yang kini ada sekitar 65 orang,” ujar Warizin.
Warizin sadar, dari proses itu bahwa membangun unit bisnis memang harus dimulai, tidak harus langsung besar. “Yang penting dimulai dulu meskipun harus gagal. Kalau tidak dimulai kapan punya usaha,” tegas dia.
Keberaniannya melepas status sebagai karyawan karena memang prinsip kuat, bahwa menjadi karyawan ada batasnya. Karyawan adalah masa untuk belajar dan mencari modal. Modal kapita, modal jaringan, dan modal pengalaman.
“Kalau menjadi karyawan adalah masa untuk belajar, maka pelajaran itu harus diamalkan dan dipraktikan dengan berwirausaha. Karena tidak mungkin kita terus menjadi pelajar dan tidak lulus-lulus,” pungkas dia. [tam]

Rate this article!
Bosan jadi Karyawan,5 / 5 ( 1votes )
Tags: