BPLS Diduga Tak Libatkan Korban Lumpur Lapindo

2-lumpur-lapindoSidoarjo, Bhirawa
Kesempatan terakhir korban Lumpur Lapindo bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta sebelum jabatannya berakhir akhirnya kandas, karena warga korban lumpur tak diikutsertakan oleh Dewan Pengarah Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo.
”Setelah koordinasi ternyata kami tak diikutkan, saya nggak tahu kenapa. Padahal kami merupakan korban yang menderita sudah sekian lama,” kata Djuwito, seorang warga yang rencananya ikut berangkat, ketika ditemui di titik 42 Desa Renokenongo Porong, Selasa, (16/9).
Jadwal keberangkatan warga korban Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jatim, menuju Jakarta sempat dua kali batal, rencana awal agenda pemberangkatan dijadwalkan pada Senin, (8/9) lalu. Namun, karena ada kendala, akhirnya pemberangkatan itu diundur keesokan harinya, yakni Selasa (9/9).  Sedangkan janji terbaru dijadwalkan berangkat Rabu (17/9) hari ini.
Djuwito dan seorang rekannya berencana mengadukan proses ganti rugi pembayaran yang lama terhenti. Seperti yang pernah dijanjikan, mereka menuntut Presiden Yudhoyono meneruskan pembayaran ganti rugi itu dengan uang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan seterusnya PT Minarak Lapindo Jaya yang akan membayar kepada negara.
Menurut Djuwito, Dewan Pengarah beserta pengacara warga korban lumpur, Mursyid mengatakan, merasa kasihan kepada warga korban lumpur karena apabila berangkat ke Jakarta akan menghabiskan uang banyak. ”Dewan pengarah kasihan kalau kami harus beli tiket lagi,” kata dia.
Pengaduan warga korban lumpur akan disampaikan langsung oleh dewan pengarah beserta pengacara korban lumpur. Djuwito beserta korban lumpur lainnya percaya sepenuhnya kepada mereka yang akan menyampaikan keluhan itu. ”Jadi kami tak apa-apa, kami percaya mereka,” kata dia.
Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah SH yang menjadi salah satu dewan pengarah hingga hari ini berada di China, sehingga rencana keberangkatan ke Jakarta terancam ditunda lagi. ”Pak Bupati masih di luar negeri,” ujar salah satu staf bupati yang enggan disebut namanya. [hds]

Tags: