Buat Rumah Matematika, Ajak Guru SD-SMA Berpartisipasi

Aktivitas belajar siswa di Rumah Matematika yang digelar Pemkot Surabaya untuk mengisi liburan sekolah.

Aktivitas belajar siswa di Rumah Matematika yang digelar Pemkot Surabaya untuk mengisi liburan sekolah.

Inovasi Pemkot Surabaya Isi Liburan Sekolah
Kota Surabaya, Bhirawa
Setelah membuat Rumah Bahasa di kawasan Balai Pemuda, kini Pemkot Surabaya juga membuat Rumah Matematika untuk siswa/siswi di Surabaya.
Selama dua minggu ini, mulai Senin (19/12) sampai Jumat (30/12), Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya membuka kelas Matematika di Balai Pemuda. Secara bergiliran perwakilan siswa kelas VI dan kelas IX akan mengikuti kelas terjadwal.
Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Dispendik Surabaya Eko Prasetyoningsih mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk mendongkrak nilai siswa. Dalam sehari ada beberapa sesi. Yang mengajar belum tentu guru sekolahnya.
“Masa libur sekolah merupakan waktu yang tepat dipergunakan untuk mengisi dengan kegiatan yang bermanfaat terutama dalam meningkatkan kemampuan para siswa terutama bagi siswa kelas VI SD dan kelas IX SMP di Surabaya khususnya  mata pelajaran (mapel) yang sulit seperti Matematika. Apalagi, tidak lama lagi mereka juga menghadapi ujian,” jelasnya, Selasa (27/12).
Setiap kelompok belajar berisi 20 siswa. Kelas Matematika ini juga terbuka bagi siswa yang ingin menghabiskan liburan dengan belajar Matematika. Apalagi jika dalam dua minggu ini sekolahnya belum mendapatkan giliran untuk mengikuti kelas.  “Bisa langsung datang dan mengikuti sesi yang ada,” katanya.
Saat ini Dispendik juga sedang mengadakan pelatihan pada 118 guru Matematika SMPN kemudian dilanjutkan ke jenjang SD.
Menurutnya, Pemkot Surabaya juga akan membuka ruang konsultasi bagi para siswa yang membutuhkan pemahaman lebih mengenai pelajaran Matematika.
Hal ini juga dilakukan Retno Hermawan, salah satu wali murid. Sejak mendengar ada kelas Matematika dirinya segera mencari informasi untuk mengikutkan anaknya. Apalagi anaknya yang saat ini kelas 6 di SDN Ujung 13 tidak mendapat giliran jadwal dari Dispendik untuk mengikuti kelas.
“Anak saya juga les di dekat rumah saat sudah kelas 6 ini. Hanya saja kalau ada les tambahan lagi, ya saya ikutkan. Kayak di kelas Matematika ini saya daftarkan on the spot, untungnya boleh,” jelasnya.
Kebutuhan jam tambahan belajar, kata dia, sangat penting karena materi di sekolah saja pasti kurang. Apalagi kebiasaan anak saat ini ketika ada waktu luang lebih cenderung bermain gadget. “Jadi bukan memaksa, tapi saya arahkan anaknya agar menghabiskan waktu belajar. Apalagi di sini lingkungannya baru, nggak monoton di sekolah,” ungkapnya.
Dispendik Surabaya tidak mendatangkan tentor khusus dalam kelas Matematika ini. Melainkan guru-guru yang selama ini juga mengajar di SD dan SMA.
Guru SDN Jemursari 1 Ikhsan yang menjadi salah satu pengajar selama sepekan liburan bergantian dengan guru lainnya. Bagi Ikhsan, kegiatan ini menjadi pengalaman baru mengajar di kelas kecil dengan siswa dari beragam sekolah.
Namun, menurutnya, penyampaian materi Matematika akan sama saja di tiap sekolah. Intinya membuat siswa memahami konsep, menghafal perkalian dan pembagian dan penerapan ke soal-soal.  “Latihan soal ini harus dilakukan agar bisa menganalisa pemahaman siswa pada konsep Matematika. Jadi bisa dikumpas tuntas masalahnya,” ungkapnya. [Andre Endrayana Sasmita]

Tags: