Bupati Imbau Warga Tanam Tanaman Keras

Situasi rumah warga yang rusak akibat bencana longsor, saat mendapatkan kunjungan dari Bupati Lumajang Drs As'at Malik, tampak background lahan gundul di perbukitan yang berdekatan dengan rumah yg tertimpa longsor.

Situasi rumah warga yang rusak akibat bencana longsor, saat mendapatkan kunjungan dari Bupati Lumajang Drs As’at Malik, tampak background lahan gundul di perbukitan yang berdekatan dengan rumah yg tertimpa longsor.

Lumajang, Bhirawa
Pasca terjadinya bencana longsor yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim dengan curah hujan tinggi di Kecamatan Campursari dan Pronojiwo, Bupati Lumajang Drs.As’at Malik mengimbau kepada warga masyarakat yang mendiami wilayah yang beresiko (rawan) terjadi longsor untuk menanam tanaman keras yang akarnya kuat untuk menahan air bila terjadi hujan deras.
Sebab dengan penanaman pohon keras di lahan miring (tebing) dimana disitu terdapat rumah penduduk menurut As’at merupakan bagian dari antisipsi untuk mencegah tanah turun akibat hujan deras.
Demikian keterangan Bupati Lumajang yang disampaikan oleh Kabag Humas Pemkab Lumajang Drs.Azis Fackrurrozi kepada Bhirawa melalui sambungan telepon (17/7).
Imbauan tersebut menurutnya hanya dikhususkan terhadap warga yang mendirikan rumah persis dibawah lereng maupun yang dekat dengan perbukitan. Sebab hal itu dapat beresiko kuat tertimbun tanah jika terjadi curah hujan yang cukup ekstrim seperti terjadinya peristiwa longsor kemarin itu. “Bapak Bupati dalam himbauannya kemarin, diharapkan di lereng-lereng agar ditanami tanaman yg akarnya mampu menahan erosi, seperti mahoni dan sebagainya, dan jika membangun rumah diupayakan tidak di lereng,” kata Azis.
Lebih lanjut Azis juga menjelaskan bahwa berdasarkan data wilayah rawan bencana longsor ,menyebutkan bahwa di Kabupaten Lumajang terdapat 7 wilayah Kecamatan yang rawan bencana longsor saat cuaca ekstrim dengan hujan deras disertai angin kencang.
Di wilayah tersebut, menurutnya masyarakat juga dihimbau untuk menanam tanaman keras untuk mengantisipasi terjadinya bahaya tanah longsor. “Selain Kecamatan Tempursari dan Pronojiwo, wilayah Kecamatan lainnya yang rawan longsor adalah Kecamatan Senduro, Pasrujambe, Gucialit, Ranuyoso dan Randuagung,” ujar Azis.
Dalam kesempatan tersebut Azis juga menambahkan bahwa sesuai dengan himbauan Bupati bahwa masyarakat agar tidak mengubah fungsi lahan tebing yang ada di wilayah pemukimannya. Sebab berdasarkan pemantauan di lapangan , lahan tebing yang ada di belakang dan samping rumah-rumah warga yang sebelumnya ditanami tanaman keras, kini telah dialihkan dengan menanam sengon ataupun pisang.
“Ketika tanaman keras itu berfungsi sebagai penahan bagi kontur tanah,kemudian diganti sengon dan pisang yang akarnya tidak terlalu kuat, maka kontur tanah tebing akan menjadi labil. Sehingga ketika diguyur hujan deras akan mudah longsor seperti yang terjadi saat ini,” ujarnya.
Dengan kondisi banyaknya tebing tebing yang telah beralih fungsi tersebut menurut Azis ,Pemerintah Kabupaten Lumajang mengajak masyarakat untuk semakin peduli dengan lingkungan. Untuk itu rencananya Pemkab Lumajang akan memberikan bantuan bibit tanaman keras untuk penghijauan kembali terutama di tebing tebing yang nantinya diharapkan mampu sebagai penyangga terjadinya erosi,dan tidak mudah longsor.
Seperti pada pemberitaan sebelumnya bahwa pada hari minggu (10 /7) lalu di Desa Taman Ayu Kecamatan Pronojiwo telah terjadi longsor akibat hujan deras dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang sejak pukul 16.00 WIB hingga Pukul 01:07 WIB dinihari.
Akibat kejadian tersebut sedikitnya telah merusak 24 rumah di dusun Sidomukti Desa Taman Ayu di Kecamatan Pronojiwo dan 56 rumah dan musala di dusun Burojo Blok Halimo Desa Kaliuling Kecamatan Tempursari juga mengalami kerusakan serta sempat menutup akses jalan Kabupaten penghubung di dua kecamatan tersebut.
Akibat jalan yang tertutup lumpur tersebut jalur perekonomian sempat lumpuh .Sedangkan berdasarkan pantauan Bhirawa dilapangan disekitar lokasi bencana banyak perbukitan yang gundul dan sebagian lagi yang beralih fungsi menjadi tanaman produksi seperti sengon dan pisang, yang dulunya ditanami tanaman keras. [dwi]

Tags: