Bupati Lumajang Instruksikan Percepat Pemberian Imunisasi Difteri

Bupati Lumajang Drs.As at Malik ketika membuka giat Pembinaan ORI untuk wabah difteri

Lumajang, Bhirawa
Untuk mencegah dan antisipasi mewabahnya serangan difteri di Kabupaten Lumajang, Bupati Drs. As at Malik menginstruksikan kepada jajaran Dinas Kesehatan segera melakukan tindakan nyata ke masyarakat. Sa;ah satunya adalah denganmelakukan tindakan imunisasi difteri pada anak-anak dan balita.
Saat membuka Pembinaan pelaksanaan “Outbreak Response Imunization ( ORI ) Difteri” dari Dinkes Kabupaten Lumajang yang digelar di Pendopo Lumajang,Kamis(1/2) Bupati As at menegaskan Difteri yang sempat menjadi peristiwa nasional, untuk sesegera mungkin diantisipasi pencegahannya di Lumajang.
Lebih lanjut Bupati juga menjelaskan, penyakit difteri muncul kembali di wilayah Indonesia tersebut justru kebanyakan yang menjadi korban adalah anak anak balita, hingga menurut kabar yang tersebar di media massa telah memakan korban jiwa.
“Wabah penyakit difteri yang menyebar luas saat ini, terjadi karena anak-anak yang tidak ikut Imunisasi sesuai dengan tahapan umur,” ujarnya.
Untuk itu, melalui Jajaran Dinkes,Bupati mengintruksikan agar secepatnya melakukan tindakan pencegahan dengan pelaksanaan sistem ORI tersebut, agar wabah penyakit difteri tersebut bisa ditekan semaksimal mungkin, sehingga masyarakat terbebas dari penyakit tersebut.
Sementara itu menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, Dr. Triworo, dalam keterangannya menjelaskan bahwa penyakit difteri yang ada di Kabupaten Lumajang berada pada urutan ke 26 dari 38 Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Timur.
Sedangkan berdasarkan data yang dirilis dari Dinkes Lumajang menyebutkan bahwa kasus difteri di Kabupaten Lumajang, terhitung pada bulan Maret tahun 2017 kemarin sudah yang merupakan suspect telah terjadi di wilayah Kecamatan Rowokangkung dan terdapat 17 kasus yg ada di Kabupaten Lumajang.
“Pada awal Januari 2018,suspect penderita difteri yang sudah ditemukan sebanyak 6 kasus,” jelasnya.
Untuk menanggulangi hal tersebut Dinkes akan segera melakukan langkah antisipasi dengan sosialisasi dengan tujuan melakukan gerak cepat dalam penanganan penderita Difteri.
Kita akan terus mensosialisasikan guna menambah Pos Difteri hingga mencapai 3288 pos yang tersebar di 25 Puskesmas dan setiap pos ORI Difteri memiliki 2 bidan, 3 perawat, 1 administrasi,” terangnya.
Sedangkan dengan keterbatasan jumlah tenaga dokter spesialis anak yang hanya berjumlah 4 orang itu menurut Triworo akan di berfungsi sebagai penopang jika memang diperlukan langkah langkah medis secara khusus.(Dwi)

Tags: