Bupati Madiun Resmikan Monumen TGP

Bupati Madiun H. Ahmad Dawami bersama Ketua TP PKK Kab. Madiun Ny. Penta Lianawati Ahmad Dawami, Kapolres Madiun, AKBP Anton Prasetyo dan Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar (IKB) Ex. TGP TNI Brigade XVII, Vonny Rahayu Pawaka meninjau monumen TGP di halaman SMPN 2 Saradan Kab. Madiunyang yang baru diresmikan Bupati, Jumat (4/2). [sudarno/bhirawa]

Pemkab Madiun, Bhirawa
Sebagai upaya mengenang jasa para pahlawan sekaligus memperingati HUT ke- 75 TGP, maka Pemkab. Madiun membangun Monumen TGP (Tentara Genie Pelajar) di halaman SMPN 2 Saradan.

Monumen yang dihiasi ornamen menyerupai senjata dan sehelai bulu ini diresmikan oleh Bupati Madiun H. Ahmad Dawami ditandai pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti, Jumat (4/2).

Peresmian monumen TGP oleh Bupati Madiun itu disaksikan oleh Ketua TP PKK Kab. Madiun Ny. Penta Lianawati Ahmad Dawami, Kapolres Madiun, AKBP Anton Prasetyo dan Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar (IKB) Ex. TGP TNI Brigade XVII, Vonny Rahayu Pawaka.

Diketahui bersama, dulu, tepatnya 14 Juli 1949 di lokasi ini ada sebuah markas TGP dan terjadi pertempuran hebat melawan penjajah Belanda.

Untuk itu, di monumen setinggi 6 meter ini tertulis sepenggal sejarah untuk menggambarkan kegigihan pejuang TGP saat mengusir penjajah Belanda.

Tulisan itu berbunyi “Di tempat ini 14 Juli 1945, terjadi pertempuran hebat antara TGP dibantu masyarakat dan tokoh muslim melawan penjajah Belanda, pertempuran tersebut mengakibatkan gugurnya pemuda Soebagijo dan Saparno. Pertempuran tersebut mampu menewaskan 12 eskadon kavaleri Belanda dan hancurkan beberapa alat tempur Belanda. “Biar Tubuh Kami Hancur Namun NKRI Harus Tetap Utuh. Soebagijo dan Saparno”.

Ketua Umum IKB Ex. TGP, Vonny memberi apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Madiun dengan dibangunnya monumen TGP, sehingga dirinya usul agar Kab. Madiun menjadi Kabupaten Pejuang.

Bupati Madiun H. Ahmad Dawami menyambut baik usulan Ketua Umum TGP ini, apalagi karaketer Kab. Madiun memang belum keluar semua.

“Kalau tadi ada usulan Kabupaten Madiun menjadi Kabupaten Pejuang, saya butuh dibantu data-datanya, kalau ada datanya Insyaallah kita akan mempertimbangkan melihat itu sehingga nantinya tidak ada yang tidak terima. Itu yang saya harapkan,” ungkap Bupati.

Bupati mengaku malu jika berada di titik-titik perjuangan di Kab. Madiun sehingga dirinya ingin lokasi itu “dipermak”, karena para pendahulu berjuang berani mati, tidak seperti generasi saat ini yang masih takut lapar.

“Bentuk perjuangan sekarang bergeser, dulu melawan musuh, sekarang melawan kemiskinan menuju kesejahteraan,” ujar Bupati Madiun.

Kenapa titik-titik perjuangan itu perlu diamankan, karena menurut Bupati, Kabupaten Madiun pada 18-9-1948 sampai 30-9-1948 sempat dijadikan basis pemberontakan dari partai terlarang pimpinan Muso yang notabene bukan orang Madiun.

Ironisnya, hingga saat ini image itu masih membayangi generasi sekalipun tidak ada hubungannya. Padahal gerakan itu dilawan masyarakat dibantu TNI, dan dalam 12 hari mereka berhasil dipukul mundur, dan akhirnya Kab. Madiun kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). [dar.dre]

Rate this article!
Tags: