Bupati Suyoto Kukuhkan Dua Kades PAW di Bojonegoro

Bupati Bojonegoro, Suyoto kukuhkan dua kades pergantian antar waktu. (achmad basir/bhirawa]

Bojonegoro,Bhirawa
Bupati Bojoengoro, Suyoto, melantik dua kepala desa (Kades) pengganti antarwaktu (Pilkades PAW) di di Partnership Room lantai 4 gedung Pemkab Bojonegoro, kemarin (7/12), yang juga dihadiri oleh Bupati Bojonegoro, Kapolres dan perangkat dari dua desa tersebut.
Mereka adalah Erdino Tri Handoyo sebagai Kepala Sekolah Antar Waktu Desa Beged Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro, sesuai Surat Keputusan Bupati Nomor: 141/18/kep/412.211/2017 tentang Pengesahan Pengangkatan Kepala Desa Antar Waktu Desa Beged Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro. Dengan masa jabatan sebagaimana dimaksud Diktum Kesatu adalah terhitung sejak tanggal pelantikan sampai dengan tanggal 7 Februari 2020.
Dan Bandrio sebagai PAW kepala desa Alasgung Kecamatan Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro, sesuai Surat Keputusan Bupati Bojonegoro Nomor: 141/20/KEP/412.211/2017 tentang pengesahan pengangkatan kepala desa antar waktu Desa Alasgung Kecamatan Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro. Dengan masa jabatan kepala desa antar waktu sebagaimana dimaksud Diktum Kesatu adalah terhitung sejak tanggal pelantikan sampai dengan tanggal 3 April 2020.
”Para kades yang dilantik ini sudah melalui proses yang panjang. Mereka telah melalui kompetisi yang panjang dan memakan energi. Adanya seleksi pilkades yang memakan waktu lama. Sekarang para kades terpilih tersebut harus bisa menggunakan kekuasaan yang didapat untuk kepentingan bersama, bukan hanya kepentingan diri sendiri atau kepentingan golongannya,” ujar Kang Yoto.
Sehingga para kades harus bisa memikirkan semua golongan dan sudah harus bisa mempersiapkan cerita yang baik bagi penerusnya. Agar nanti akan dikenang karena prestasinya bukan karena hal negatif. Buatlah nama baik bagi diri kalian sendiri, jangan sampai nama kalian tercemar gara-gara hal-hal tidak beretika.
“Nanti kedepannya para kades ini pasti akan mendapat rintangan dan godaan. Terutama godaan dari para pendukungnya sendiri. Mulai tuntutan dari pendukungnya atau dari yang lain. Harusnya para kades kuat menahan godaan,” jelasnya.
Dicontohkan, hal tersebut sama seperti yang bupati alami dulu ketika awal menjabat. Bahkan godaan tersebut datang dari keluarga sendiri. Tapi untuk menghadapi hal-hal tersebut harus teguh untuk mengatakan tidak kepada hal-hal semacam itu.
“Seorang pemimpin harus bisa adil kepada masyarakat, meskipun adil itu susah untuk dilakukan,” tutupnya. [bas]

Tags: