Debit Air Bengawan Solo Naik, Warga Evakuasi Peralatan Pertanian

Sejumlah Anggota Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Sumber Makmur mulai mengevakuasi peralatan pertanian ke tempat yang lebih tinggi. (Khoirul Huda)

Tuban, Bhirawa
Sejumlah Warga Kabupaten Tuban yang bermukim di bantaran Sungai Bengawan Solo, mulai mengevakuasi peralatan pertanian dikarena Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo nyaris berstatus siaga hijau atau 1.
Seperti yang dilakukan sebagian masyarakat di Desa Sembungrejo, Kecamatan Plumpang, meraka sudah menaikkan dua buah dinamo listrik dan sebuah diesel yang menjadi alat irigasi pertanian. “Kita takut kebanjiran sehingga diesel dan dinamo kita naikkan,” kata . Ketua Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Sumber Makmur, Abdul Mukti, Selasa (4/2).
Lebih lanjut diterangkan, tiga hari terakhir, secara drastis debit air naik. Pengalaman waktu lalu, rumah induk tempat jaga dan penyimpanan alat terendam 1 meter. Saat ini, di Desa Sembungrejo sendiri memiliki luas sawah 180 hektare. Pengairan sawah tersebut bersumber dari Sungai Bengawan Solo.
Rata-rata panen padi normal menghasilkan 200 Ton/tahun, dengan pendapatan 1,2 Miliar rupiah. Dalam satu tahun ada dua kali panen yaitu musim penghujan dan kemarau. “Musim penghujan panen 180 ton per tahun, dan panen kemarau 2019 sebanyak 243 ton,” imbuhnya.
Saat musim penghujan justru turun hasil panen, karena ada 10 persen sawah yang tidak ditanami.
Sementara itu, Camat Plumpang Syaifuddin mengungkapkan kenaikan sungai terpanjang di pulau Jawa ini, terpantau sejak pukul 12.00 WIB, dibeberapa pintu air di Karang Noko tinggi airnya capai 24.60 M. Kemudian Bojonegoro capai 12.10 M. Lalu Babat sudah pada batas siaga hijau yakni 7.00 M. “Kita berharap beberapa hari ini tidak hujan dan gelombang air laut tidak naik. Agar aliran sungai bisa mengalir ke laut,” terangnya.
Data pengamatan TMA di wilayah SDJA III/3 tanggal 04 Februari 2020 Pukul 06.00 WIB elevasi Karang Nongko = 24.82 meter (M), Padangan = 20.58 m ( Q Out = 974.86 m3/dtk ), BG Bojonegoro ( SH : 15.50 m; SK : 16.50 m; SM : 17.50 m), Hulu = 14.68 m, dan Hilir = 13.70 m.
Bojonegoro = 11.79 m, dan Babat = 6.72 m. Untuk BG Babat ( SH : 6.50 m; SK : 7.00 m; SM : 7.50 m ) hulu = 6.30 m, dan hilir = 6.30 m. Laren = 4.43 m (siaga hijau), Karang Geneng = 3.59 m (siaga hijau). [hud]

Tags: